Sinopsis Queen For Seven Days Episode 16 Part 2
Sumber Gambar: KBS2
Chae Gyung dan Yeok menginap di salah satu rumah penginapan. Pemilik penginapan hanya menyajikan nasi dan lauk untuk mereka.
"Pintu gerbang sudah ditutup sejak kemarin dan tidak ada pedagang sayur yang bisa masuk. Silakan dinikmati saja." jelas memilik.
"Pintu gerbang sudah ditutup?" tanya Yeok.
"Aku tidak begitu yakin, tapi ada perintah untuk menangkap pencuri atau pengkhianat."
Yeok dan Chae Gyung saling berpandangan, mereka sama-sama memikirkan sesuatu.
Usai makan, Chae Gyung menyiapkan alas tidur, ia tahu Yeok lelah dan menyuruhnya istirahat. Yeok hanya menanggapinya pendek, Yeok sedang berpikir.
Chae Gyung pamit akan membeli baju tidur untuk mereka, ia akan cari diluar. Yeok manahannya, ia yang akan keluar.
Orang-orang membicarakan soal orang-orang yang dibunuh karena menerima bantuan istri siput.
Yeok tiba-tiba masuk ke ruangan itu, ia bertanya apa ada yang pernah ke kota?
"Mengapa... mengapa kau bertanya?" tanya mereka.
"Aku ingin tahu apa yang terjadi di kota." Jawab Yeok sambil mengulurkan beberapa keping uang.
Orang itu lalu memberi Yeok pengumuman yang ia simpan.
"Dengar, pemimpin istri siput. Akan ada eksekusi bagi siapa saja. yang membantu atau mendapat bantuan dari istri siput, jam 7 pagi setiap hari. Eksekusi akan terus berlanjut sampai pemimpin istri siput menunjukkan dirinya. Jika kau tidak ingin melihat temanmu sekarat, serahkan dirimu ke Biro Investigasi Kerajaan, atau Biro Keamanan, dan tebus dosamu."
"Mengapa... mengapa kau bertanya?" tanya mereka.
"Aku ingin tahu apa yang terjadi di kota." Jawab Yeok sambil mengulurkan beberapa keping uang.
Orang itu lalu memberi Yeok pengumuman yang ia simpan.
"Dengar, pemimpin istri siput. Akan ada eksekusi bagi siapa saja. yang membantu atau mendapat bantuan dari istri siput, jam 7 pagi setiap hari. Eksekusi akan terus berlanjut sampai pemimpin istri siput menunjukkan dirinya. Jika kau tidak ingin melihat temanmu sekarat, serahkan dirimu ke Biro Investigasi Kerajaan, atau Biro Keamanan, dan tebus dosamu."
Yeok shock membaca pengumuman itu. Dan saat di luar ia mendengar orang-orang berkata bahwa setiap harinya ada 4 atu 5 orang yang dieksekusi, Jadi setidaknya sudah selusin pria yang telah dibunuh.
Yeok terduduk lemas.
Chae Gyung juga berpikir di dalam.
Yeok kembali tapi ia seperti tidak melihat ada Chae Gyung disana. Chae Gyung memanggilnya, barulah ia sadar. Yeok seperti akan mengatakan sesuatu tapi Chae Gyung memotongnya.
"Jangan lakukan apapun. Itu tidak mungkin terjadi. Ini urusan negara. Raja dan Pejabat yang harus menangani ini. Kita seharusnya tidak terlibat dalam urusan negara. Aku ingin tinggal di Geochang dan memimpikan sebuah rumah untuk kita tempati. Kau hanya perlu percaya dan mengikutiku."
Chae Gyung mengatakan kalau pakaian Yeok sudah ada disana, ia menyuruh Yeok berganti lalu ia keluar.
Yeok membuka tasnya dan ia menemukan sebuah bungkusan. Yeok meras tidak pernah memiliki bungkusan itu, ia lalu membukanya dan ternyata isinya adalah dua pasang sepatu bayi dan ada mainan juga. Ada surat disana.
Yeok membacanya.
Itu adalah bungkusan yang diam-diam dimasukkan Suk Hee kemarin saat Yeok beres-beres. Suk Hee, Gwang Oh dan Seo Noh mempersipakan hadiah kecil tersebut. Mereka juga menulis surat bersama, bergantian, dimulai dari Suk Hee.
Suk Hee: Pangeran. Aku mengucapkan selamat atas pernikahanmu. Aku berharap kau melahirkan tiga orang anak yang mirip dengan Chae Gyung, bukan mirip denganmu.
Gwang Oh: Begitu masalah di kota sudah selesai, kami akan berkunjung ke Geochang. Siapkan induk ayam untuk melayani kami nanti.
Seo Noh: Nak Cheon Hyungnim. Kita mungkin berjalan di jalan yang berbeda, tapi aku akan selalu berada di pihakmu. Aku akan menjalani hidupku dengan pola pikirku ketika aku masih muda.
Yeok menangis membaca surat mereka itu. Ia menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak bersuara. Yeok mengingat pengumuman yang tadi ia baca. Airmatanya tidak bisa ia bendung.
Chae Gyung mendengar isakan Yeok di luar. Chae Gyung juga menangis, ia mengingat pesan ayahnya agar jangan kembali apapun yang terjadi.
Seo Noh datang ke penginapan biasa. Disana ia menemui Myung Hye.
"Kau baik-baik saja." tanya Myung Hye.
"Aku seharusnya tidak baik-baik saja."
Myung Hye berkata, salah satu dari mereka harus mengorbankan diri mereka. Itu akan mengulurkan waktu, sehingga mereka bisa bubar dan kembali seperti biasa.
Seo Noh merebut minuman Myung Hye, "Takdir itu tidak terlalu buruk. Mati sebagai pemimpin istri siput."
"Kau lebih baik marah padaku. Kenapa kau tidak mengancam untuk membunuhku?"
"Kenapa aku harus membunuhmu, Myong Hye? Hidupmu.. penuh dengan siksaan."
"Apa?"
"Kau tidak pernah tertawa. Itu artinya hidupmu penuh dengan siksaan. Karena alasan yang kau percaya.. kau akan menjalani hidup yang mengerikan. Kau akan kehilangan semua orang dan menjadi kesepian."
"Itu tidak cukup untuk mengancamku."
"Aku merasa kasihan padamu, itu saja. Jadi tolong jaga dirimu. Teman minummu juga akan pergi."
Seo Noh menuangkan minuman pada Myung Hye lalu ia pergi.
Seo Noh memutuskan. tidak boleh seorangpun mati seperti Ayahnya lagi. Ia akan membunuh Raja dengan tangannya sendiri demi semua orang.
Yung mendatangi Ibu Suri untuk meminta bantuan. Ibu Suri tahu, sebagai anak, Yung pasti sangat ingin mengembalikan ibu kandungnya sebagai Ratu. Namun Yung juga putra almarhum Raja, Yung juga harus menghormati keputusannya.
"Keputusan Ayahku?"
"Almarhum Raja mengatakan, kita tidak boleh membicarakan Ibu kandungmu selama 100 tahun berikutnya. Jika kau ingin melanggar pesan itu.. kau berarti melawan ketatnya perintah Raja."
"Perintahnya?"
"Kau harus mengikuti perintah almarhum Raja demi otoritasmu sendiri."
"Otoritasku tidak bisa dipertahankan.. bukan karena aku tidak menjaga perintah Ayah. Ini karena.. Ibu kandungku adalah Ratu yang diturunkan. Itulah mengapa para sampah dijalanan tanpa nama dan wajah bisa bicara tentang istri siput dan mengatakan aku bukan Raja yang sah dan harus turun."
"Itulah mengapa Kau menahan dan mengeksekusi mereka semua?"
"Ini hanya tindakan sementara. Lebih dari itu.. Gelarku sebagai Raja harus dikukuhkan. Itulah mengapa aku harus.. mengembalikan tahta ibuku."
Saat kembali, Tuan Shin sudah menunggu Yung di depan ruangannya. Tuan Shin melapor bahwa ia sudah menangkap pemimpin istri siput.
Myung Hye dan Park Won Jong mendapat kabar bahwa pemimpin Istri Siput menyerahkan diri. Myung Hye terkejut, tidak mungkin Yeok yang menyerahkan diri, Yeok sudah pergi dan pasti sudah jauh dari Ibukota, Yeok tidak akan mendengar berita ini.
"Bahkan jika dia melakukannya.. semua gerbang kota telah ditutup. Dia tidak bisa masuk." Kata Park Won Jong.
"Lalu siapa? Jika bukan dia.. Siapa yang mengaku sebagai pemimpin istri siput?"
Myung Hye mengingat Seo Noh, tadi Seo Noh berkata bahwa menjadi pemimpin istri siput tidak buruk juga.
Im Sa Hong mengunjungi pemimpin Istri Siput dan benar itu adalah Seo Noh. Gi Ryong menjelaskan, Seo Noh agak keras kepala jadi ia menjinakannya sedikit. Tapi kenyataannya, Seo Noh babak belur bahkan untuk berdiri saja harus dibantu.
"Yang Mulia telah menunggu untuk bertemu denganmu. Dia akan kecewa." kata Im Sa Hong.
Yung menyuruh pengawal meninggalkan So Noh, soalnya Seo Noh sudah lagi tidak mempu duduk tega, artinya dia tidak berbahaya.
"Kau bukan orang yang ingin aku lihat." kata Yung.
Jika kita menyiksanya, Pangeran Jin Seong akan datang." Jawab Im Sa Hong.
Seo Noh berkata itu tidak ada gunanya, ia lah pemimpin istri siput. Ia meminta dibunuh saja seperti Yung membunuh ayahnya.
"Ayah?"
"Iya. Dia anak juru tulis surat rahasia itu." Jawab Im Sa Hong.
"Aku berjanji pada Ayahmu kalau aku tidak akan menyakitimu. Tidak perlu keras kepala. Mengapa kau dan istri siput lainnya mau disiksa karena Yeok, kau tidak ingin menjalani hidupmu sendiri?"
Yung mendekati Seo Noh, ia berbisik, Seo Noh bisa mengatakan hanya dengan satu baris. "Pangeran Jin Seong menyuruhku melakukan ini. Istri siput adalah sekelompok orang yang dibuat Pangeran Jin Seong untuk merencanakan pengkhianatan". Katakan itu, maka Yung akan membebaskannya dan istri siput.
"Tentang itu.. Istri siput..."
Seo Noh melirik ke arah pisau-pisau disampingnya, ia melepaskan diri dari pegangan pengawal lal u mengambil piasu itu dan mengarahkannya pada Yung. Yung harus berusaha keras menahan pisau itu, tapi kemudian para pengawal membantunya.
Yung: Kau mengecewakanku. Sepertinya.. kau ingin membunuhku. Tunggu. Apa ini bagian dari rencanamu?
Seo Noh: Aku sangat geram. Joseon.. pasti akan bangkit lagi jika aku membunuhmu. Rakyat tidak akan dibunuh lagi.
Yung: Aku sangat berterima kasih karena kau khawatir
tentang Joseon dan rakyatku. Kau akan dieksekusi. Lalu anggota tubuhmu akan dicabik dan digantung digerbang kota, gerbang kecil, dan tembok kota. Pastikan Yeok melihatnya dan mendengar tentang dia.
Im Sa Hong: Ya, Yang Mulia.
Yeok dan Chae Gyung sama-sama tidak tidur. Chae Gyung beralasan ia tidak bisa tidur karena Yeok masih belum tidur.
Chae Gyung mengenggam tangan Yeok, "Aku disini, jadi kau bisa tenang dan tidur nyenyak."
"Mungkin karena ini bukan rumah kita."
"Tapi kau tidur nyenyak saat di pegadaian."
"Aku selalu mengalami mimpi buruk. Namun.. Ketika aku tidur di sebelahmu, aku baik-baik saja."
"Itulah yang dinamakan rumah. Apa... aku menjadi rumahmu sekarang?"
"Iya. Kau adalah rumahku. Kapanpun, dimanapun.. Kau adalah tempat aku kembali. Itulah mengapa sebuah rumah harus berada di tempat yang sama. Kau mengerti? Jadi aku tidak akan tersesat.. saat pulang ke rumah."
"Kalau begitu kau tidak boleh pergi jauh dari rumah. Karena dengan begitu, Kau tidak akan tersesat."
"Iya. Kau benar."
Chae Gyung bangun, karena ia tidak bisa tidur, ia akan menyelesaikan jahitannya, mungkin Yeok bisa memakainya besok.
Chae Gyung tidak sengaja menusuk jarinya. Yeok khawatir, ia langsung menghisap darah Chae Gyung. Chae Gyung tersenyum, ia memang bisa memasak tapi ia tidak bisa menjahit dengan baik.
"Apa kau khawatir?"
"Tentu saja."
"Bukan aku. Tapi Suk Hee, Gwang Oh, dan Seo Noh. Temanmu. Kau tidak bisa pergi karena aku, 'kan?"
"Aku bukannya tidak bisa. Aku memilih untuk tidak pergi. Kita akan pergi ke Geochang. Hyungnim sudah memberi kita izin."
"Kau mengatakan itu.. Tapi hatimu masih ada di ibukota. Kau khawatir dan cemas dan itu membuatmu takut. Bahkan jika aku terjaga sepanjang malam, kau pasti ingin pergi."
Chae Gyung mengeluarkan airmata. Ia memukuli Yeok, "Kenapa kau tidak berbohong saja? Kau sangat pandai berbohong. Kenapa kau tidak bisa berbohong pada saat seperti ini?"
"Kita sudah berjanji untuk tidak berbohong. Chae Gyung-ah."
"Pergilah. Tapi... Aku akan ikut bersamamu."
"Chae Gyung-ah."
Chae Gyung menjelaskan, apapun yang Yeok katakan, ia akan ikut. Yeok memegang yangan Chae Gyung, ia mengajak Chae Gyung kembali ke Ibukota untuk memeriksa apa yang terjadi. Setelah itu mereka harus kembali.
Myung Hye menjenguk Seo Noh dengan menyamar sebagai pria. Myung Hye kesal, apa Seo Noh ingin memamerkan diri dengan mati seperti ini?
"Orang yang tidak bersalah.. harus terbunuh. Bagaimana bisa aku tidak melakukan apa-apa?"
"Apa yang telah mereka perbuat untuk kita? Kita tidak mengenal mereka."
"Sama sepertiku. Siapa pun mereka itu.. Mereka semua sama sepertiku. Anak berusia tiga tahun. Kakek berusia 80 tahun. Ahjumma dipenjara sebelah. Mereka menderita karena miskin dan tak berdaya sepertiku. Seo Noh disini, Seo Noh disana. Seo Noh ada dimana-mana. Setiap kali mereka mati.. Aku merasa seperti itu Ayahku dan aku merasa sakit. Kalau saja kita berhasil, mungkin aku bisa memaafkanmu ari segala kesalahanmu."
"Kau bodoh dan keras kepala."
Seo Noh menoleh pada Myung Hye, ia memang seperti itu.
"Siapa yang bisa aku ajak minum? Bagaimana aku bisa tersenyum jika kau meninggalkanku?" Tanya Myung Hye.
"Bisakah kau.. tersenyum untukku sekarang? Aku ingin hal terakhir.. yang aku ingat adalah senyumanmu, Nangja (Nona)."
Tiba waktunya eksekusi Seo Noh. Disana ada Tuan Shin yang sedang bertugas.
Seo Noh: Orang-orang ini.. tidak ada hubungannya dengan istri siput. Lepaskan mereka.
Tuan Shin pun memerintahkan prajurit untuk melepaskan mereka semua.
Saat semua orang dibebaskan, Seo Noh mengingat saat Yeok dan Chae Gyung membantunya dulu. Seo Noh mengingat janjinya bahwa ia akan memberikan hidupnya untuk Yeok, ia akan mati demi Yeok.
"Kau akan mengatakan aku bodoh. Aku akan mati tanpa izin darimu. Kau mungkin menyalahkanku."
Seo Noh dinaikkan ke panggung eksekusi.
"Nona Shin yang keras kepala dan Pangeran yang ceroboh. Aku senang kalian saling melindungi."
Suk Hee dan Gwang Oh datang terburu-buru melihat Seo Noh, mereka menangis. Myung Hye juga datang, sama-sama menangis.
Tuan Shin bertanya, apa sungguh Seo Noh melakukan semua itu seorang diri?
"Iya. Aku melakukannya sendiri."
"Aku akan bertanya untuk terakhir kalinya. Jika ada kaki tangan, katakan nama mereka."
"Tidak ada. Aku melakukannya sendiri."
Semua istri siput menangis mendengarnya.
"Suatu hari nanti... Aku harap kematianku bisa jadi cerminan untukmu. Itulah keinginanku."
Chae Gyung dan Yeok sampai di gerbang kota tapi gerbangnya masih ditutup, mereka lalu mengambil jalan memutar.
Tuan Shin membacakan keputusan Raja, "Seo Noh, pemimpin istri siput. Dengan niat jahatnya membuat pengumuman palsu untuk menipu dan menyesatkan rakyat. Tidak hanya itu, dia mengumpulkan mereka dengan maksud jahat untuk memberontak pada Raja. Kejahatan itu sangat tercela. Menurut hukum, kau harus dipenggal."
"Aku ingin hal terakhir yang aku lihat adalah senyumanmu, Nangja."
Seo Noh mengingat kebersamaannya bersama yang lain. Saat mereka penuh canda dan tawa.
Yeok dan Chae Gyung melintasi hutan dan sungai agar bisa masuk ke kota.
"Pangeran. Agasshi. Kalian berdua harus saling melindungi. Aku tidak bisa lagi.. melindungi kalian sekarang. Aku telah melakukan apa yang seharusnya dan aku akan pergi."
Yeok dan Chae Gyung tiba saat algojo siap mengeksekusi Seo Noh. Yeok mennangis melihat Seo Noh, Chae Gyung juga.
Tuan Shin memerintahkan algojo untuk melakukan tugasnya. Chae Gyung menoleh, ia terkejut ayahnya bertugas disana.
Seo Noh akhirnya dieksekusi, semua orang memejamkan mata. Setelahnya menangis sejadi-jadinya, terlebih Yeok dan Myung Hye.
Sementara itu, Yung dan Im Sa Hong malah asyik minum ditemani para Gisaeng.
Tak lama kemudian Yeok datang. Yung menyambut Yeok, Yeok lalu melawan beberapa pengawal Yung untuk sampai ke depan Yung.
Yung memerintahkan semua untuk berhenti, ia yang datang mendekati Yeok.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Yeok.
"Kau mau memberikannya?"
"Aku sudah tahu... kau pasti meminta sesuatu yang tidak bisa aku berikan. Aku sudah tahu.. kau akan menuntut sesuatu yang tidak seharusnya. Dan juga.. Aku akan menolaknya."
"Lalu.. Bagaimana jika aku memberimu sesuatu? Jika aku memberimu sesuatu, Kau mau menerimanya?"
"Apa yang akan kau berikan?"
"Tahta."
Yung menyerahkan tahtanya. Yeok tidak bisa pergi begitu saja, sehingga semua yang ia lakukan tidak akan sia-sia.
"Yang Mulia."
"Kau pasti merasa hina karena penghinaanku. Kau harus berjuang untuk mengambil tempatku. Hanya dengan begitu aku bisa membencimu dan menyiksamu. Lihat, bagaimana menakjubkannya ini? Kau berdiri di hadapanku dengan mengacungkan pedang. Aku sangat bersemangat. Ini tontonan yang lucu."
Yung mengambil ujung pedang Yeok, ia berkata, "Kau tidak bisa pergi begitu saja." Lalu Yung menusukkan pedang itu ke perutnya.
Yeok terkejut, "Hyungnim. "
Im Sa Hong tahu apa yang terjadi tapi mengumumkan kalau ini adalah pengkhianatan, Yeok mencoba membunuh Raja!
Para pengawal pun memegangi Yeok. Yung berbisik pada Yeok, "Selamat tinggal.. adikku."
Lalu Yung mundur, melepaskan pedang itu dari perutnya. Yeok shock melihatnya. Yung merasa menang.
0 komentar:
Posting Komentar