Sinopsis Temperature of Love Episode 15
Sumber Gambar: SBS
Hyun Soo tak menatap Jung Woo saat Jung Woo menggenggam erat tangannya. Ia mengaku, ia merasa paling bersalah pada Jung Woo.
Jung Woo masih menatap lurus ke mata Hyun Soo, "Kau tetap saja menarik garis.. bahkan pada situasi seperti ini."
Akhirnya Jung Woo melepaskan tangan Hyun Soo pelan-pelan. Lalu ia duduk dimejanya, sudahi acara tangis-menangisnya, sekarang waktunya berpikir tentang solusi untuk masalah ini.
"Tapi sebelum itu, kau harus mengatakan pendapatmu. kau yakin tidak akan menyesali keputusanmu? Drama ini mungkin membaik usai kau keluar. Itu sering terjadi pada bisnis ini. Jika kau bertahan, akan lebih mudah nantinya." Lanjut Hyun Soo.
"Aku mungkin menyesali keputusanku. Aku mungkin tidak bisa menulis lagi. Tapi aku tetap tidak mau bertahan. Jika itu kulakukan, kurasa butuh waktu lama untuk mengembalikan harga diriku. Saat waktu itu datang, aku sudah tidak ada di dunia ini. Aku ingin menulis lagi sebelum mati."
"Baiklah. Aku akan mengantarmu pulang."
Jung Sun minum-minum dengan stafnya. Jung Sun menyampaikan rasa terimakasihnya pada semua atas kepercayaan dan dukungan mereka semua.
"Kita sibuk sekali beberapa hari terakhir ini. Jangan sampai terbawa emosi dan mari tetap tenang. Kita akan bertemu lagi usai rehat dua hari. Mari akhiri malam ini dengan minuman terakhir."
Hong Ah menonton acara memasak Jung Sun, tapi pikirannya melayang pada kejadian di rumah Hyun Soo.
Narasi Jung Sun: Semua orang memiliki prioritas dalam hidup. Aku lebih memprioritaskan dia.
Hong Ah jadi bingung, apa iaku sungguh menyukainya? Atau ia hanya terobsesi karena ditolak olehnya? Ia jadi kesal sendiri karena sudah berkali-kali menonton acara Jung Sun. Ia mematikan laptopnya dengan kesal.
Jung Sun pulang bersama Won Joon dan tiba-tiba Won Joon memeluknya sambil berkata kalau ia menccintai Jung Sun sepenuh hati dan jiwaku. Jung Sun risih, apaan sih bau keringat tahu! Dan ia mendorong Won Joon menjauh.
"kau juga bau." Kata Won Joon.
"Memang. Itu sebabnya aku tidak memelukmu."
Hong Ah menghubungi Won Joon danWon Joon sangat senang.
"Hei, dari Hong Ah. Karena kau sudah menolaknya, akhirnya aku mendapatkan kesempatan."
"kau luar biasa, Hyung. kau tidak kesal? Saking kuatnya perasaanku kepadanya, aku tidak bisa kesal. Adakah wanita yang membuatmu merasa seperti ini?"
Won Joon mengangkat telfon Hong Ah selanjutnya. Jung Sun menjawabnya, ia juga mempunya satu wanita seperti yang Won Joon sebutkan itu.
Jung Sun mengecek ponselnya, ternyata ada panggilan tak terjawab dari Hyun Soo. Ia menelfon balik, tapi Hyun Soo tidak tahu karena ponselnya di tas. sementara ia di dalam mobil sambil mendengarkan lagu.
Won Joon selesai menelfon, ia bilang pada Jung Sun akan segera menemui Hong Ah karena Hong Ah menyuruhnya datang.
"Aku juga akan menemuinya meski dia tidak memintaku datang." Kata Jung Sun.
"Tapi dia tidak menjawab panggilanmu."
"Aku tidak bisa pulang di hari berbahagia seperti ini. Setidaknya aku ingin memeriksa apakah lampu rumahnya sudah mati."
"Augh.. Romantis sekali. Aku mau menumpang mandi di rumahmu sebelum pergi. Tidak mungkin pergi dalam keadaan sekotor ini."
"Aku pergi begini saja~"
Jung Sun langsung berlari ke rumah Hyun Soo. Won Joon bergumam kalau Jung Sun sangat percaya diri.
Jung Woo mengantar Hyun Soo sampai di depan rumah, ia bahkan turun dari mobil.
"Anda seharusnya tidak perlu turun. Terima kasih untuk hari ini."
" "Maafkan aku. Aku menyesal. Terima kasih." Jangan pernah mengatakan hal seperti itu lagi kepadaku. Bukan itu yang ingin kudengar. Yang ingin kudengar adalah respons berbeda soal perhatianku terhadap dirimu."
"Daepyonim! Anda berusaha mendekatiku sebagai pria?"
"Ya."
Hyun Soo tersenyum mendengarnya. Ia berterimakasih karena Jung Woo sudah membuatnya tertawa.
Jung Sun sampai di depan rumah Hyun Soo dan lampunya masih menyala. Ia tersenyum.
Hyun Soo selesai berganti pakaian, lalu ia mengambil air minum di kulkas. Pesan masuk dari Jung Sun.
"kau sudah tidur?"
"Belum."
"Mau bertemu?"
Hyun Soo sejenak ragu, ia kembali ingat pengakuan Jung Sun kalau Jung Sun takut ia akan menjauhinya lagi dan ia berjanji akan memikirkannya (mengenai perasaan Jung Sun).
Hyun Soo pun menjawab lagi, bertanya dimana Jung Sun saat ini. Jung Sun menjawab ada di dekat rumah Hyun Soo. Hyun Soo keluar dan ia sangat terkejut melihat Jung Sun ada di depan pintunya.
"kau membuatku terkejut."
"Berarti aku berhasil. Aku memang ingin mengejutkanmu."
Hyun Soo heran, kenapa Jung Sun senang sekali? Jung Sun menjawab ia habis minum-minum dengan staf Good Soup karena belakangan ini Good Soup kedatangan banyak pelanggan.
Narasi Hyun Soo: Hari terburukku ternyata menjadi hari terbaiknya.
Hyun Soo akan keluartapi Jung Sun melarangnya, sudah larut malam, bahaya jika berada di luar.
"Kalau begitu, kau mau masuk?" Tanya Hyun Soo.
"Tidak, aku bau keringat. Aku langsung datang usai olahraga."
Hyun Soo hanya tersenyum. Jung Sun bertanya kenapa Hyun Soo menelfonnya. Hyun Soo menjawab salah pencet nomor.
"kau menarik saat berkata jujur. kau baru saja kehilangan pesonamu. Aku sudah melihat wajahmu. Sekarang aku pamit."
"Manusia benar-benar tidak berubah. Kurasa hal serupa terjadi kepadaku. Kupikir aku sudah berubah. Tapi ternyata aku salah."
"Aku tidak lagi memakai kaus terbalik di rumah. Aku sudah menghilangkan kebiasaan itu. Anginnya dingin."
Jung Sun kemudian menutup pintu rumah Hyun Soo, ia melambai dengan senyum lebar pada pintu. Sementara Jung Sun melangkah pergi, Hyun Soo melamunkan perkataan Jung Sun.
"Aku benci mengacak-acak perasaan seseorang. Aku tidak pernah membingungkanmu. Kenapa harus aku yang meyakinkanmu?"
Hyun Soo lalu menatap kepergian Jung Sun dari jendelanya. Kali ini ia melamunkan kata-kata Jung Woo.
"Masalahmu adalah kau terlalu banyak berpikir, terutama soal cinta. Ikuti saja kata hatimu."
Hong AH kesal karena Won Joon membuatnya menunggu. Won Joon menjelaskan, ia harus mandi dulu tadi.
"kau bodoh sekali. Kita akan berlari, kenapa mandi?"
"Apa?"
Tapi Hong Ah keburu berlari. Won Joon menyusulnya sambil protes, Hong Ah tidak bisa menyebut orang bodoh itu bodoh.
Selama berlari ia terus mendahului Won Joon dan akhirnya ia menang. Ia tersenyum, ia bertekad akan memenangkan semuanya mulai sekarang.
Selama berlari ia terus mendahului Won Joon dan akhirnya ia menang. Ia tersenyum, ia bertekad akan memenangkan semuanya mulai sekarang.
Kyung membantu Hyun Soo berkemas. Hyun Soo bertanya, kemana Kyung akan pindah?
"Aku akan tinggal dengan orang tuaku dan datang ke Seoul jika perlu saja. Atau aku bisa saja tinggal di rumah sepupuku."
"kau mau tinggal di tempatku? kau sudah dijamin punya pekerjaan sampai akhir tahun ini."
"Aku tidak mau membebanimu."
"kau bukan beban. kau harus tinggal di Seoul jika ingin terus menulis. Terutama jika tetap ingin bekerja sebagai asisten penulis."
"Kalau begitu aku akan membayar sewa."
"Tidak usah. Anggap saja rumahmu sendiri. kau juga harus mulai menulis naskahmu sendiri. kau juga bisa bekerja paruh waktu. Pasti menyenangkan tinggal bersama."
"Apa gunanya menulis? Karyaku tidak pernah menang kontes. Kurasa aku tidak cukup kompeten."
"Tidak ada yang tahu. Dahulu aku juga selalu meragukan diriku. Penulis Park bilang "Pria Pemakan Steik Mentah" jelek sekali. Tapi ternyata aku menang kompetisi. kau melihatnya sendiri."
"Benar juga."
"Semua punya waktunya masing-masing. Waktumu akan datang. Tinggal menunggu saja."
"Unnie, kau memang terbaik. Mau makan apa untuk makan siang?"
Nyonya Yoo memasak untuk makan siang bersama dengan Jung Sun. Ia menyalakan TV yang menayangkan acara memasak Jung Sun tapi Jung Sun mematikannya.
"Kenapa dimatikan? kau tampan sekali. Lebih tampan dari kebanyakan aktor."
Jung Sun makan duluan, Nyonya Yoo melarang karena ia belum memberinya sup tapi Jung Sun tetap makan.
Nyonya Yoo lalu membawakan sup ke meja Jung Sun.
"Ibu iri sekali kau masih muda. Masa depanmu cerah. Tahukah kau betapa bangganya ibu di depan Daniel?"
"Ibu sering ke Seoul belakangan ini."
"Karena Daniel juga sering kemari."
Jung Sun mencicipi supnya dan berkomentar kalau rasanya tidak pas. Ibu heran, sudak kok! Jung Sun menjelaskan, indra pengecap tidak akan sama saat sudah tua.
"Ibu tidak setua itu." Bantah Ibu.
"Tapi yang lain rasanya enak."
"kau memang hebat. Terima kasih sudah lahir sebagai putra ibu."
Jung Sun selesai makan dan ia langsung berdiri, karena ini hari liburnya ia mau bersantai. Nyonya Yoo memintanya untuk menghabiskan waktu bersama, mau belanja?
"Ibu bisa pergi dengan Prof. Min." Kata Jung Sun.
"kau tidak bisa memanggilnya Profesor Min?"
"Aku harus memanggilnya profesor padahal dia tidak di sini?"
"Profesor Min membuat ibu bahagia. Bersikap baiklah kepadanya."
"Ada yang bilang kebahagiaan datangnya dari dalam. Bukan dari orang lain. Sudah waktunya Ibu menjadi dewasa."
"Ibu tidak mau dewasa. Hidup ibu selalu seperti ini. Jika mendadak dewasa, ibu juga akan merasa malu akan masa lalu ibu."
"Ibu pandai sekali berkata-kata."
Hyun Soo dan Kyung makan ramyeon untuk makan siang mereka. Kyung heran karena Hyun Soo tampaknya kau baik-baik saja.
"Sulit membuat keputusan itu. Tapi tekadku sudah bulat." Jawab Hyun Soo enteng.
"kau sungguh luar biasa. Begitu memutuskan, kau langsung menjalankannya."
"Mari kita pergi berlibur. kau sudah bekerja keras sampai sekarang."
"Haruskah aku memikirkan tempat yang cocok untuk keadaan kita?"
"Ya."
"Tempat Jenderal Yi Sun Shin menulis "Buku Harian Perang"."
Bersamaan: Yeosu!
Kyung dan Hyun Soo ketawa puas. Hyun Soo bilang akan mencari penginapannya. Kyung setuju saja.
Sandi pintu di pencet. Kyung langsung memasang wajah sebal, ia tahu yang datang adalah Joon Ha. Ia menyesal telah memberi sandi pintunya pada Joon Ha.
"Halo, Semua. Apa itu? Kalian makan mi instan?" Tanya Joon Ha.
"Hanya ini yang ada." Jawab Hyun Soo.
Joon Ha memanggil Kyung tapi Hyun Soo langsung menyela. Hyun Soo melarang Joon Ha melakukan apapun pada Kyung-nya. Kenapa Joon Ha selalu menyuruhnya?
"Menurutku kau harus mulai mengencani seseorang. Emosimu kering. Kapan kali terakhir kau berkencan?"
"Apa hubungannya kencan dengan semua ini?"
"Siapa pun akan bilang begitu jika melihat temperamenmu."
Kyung protes, kenapa dengan temperamen Hyun Soo? Jauh lebih baik ketimbang temperamen Joon Ha.
"Pergi! kau sutradara "Detektif Pembangkang" Unit B. Kenapa ada di sini?!" Bentak Kyung.
Hyun Soo menyemangati Kyung. Joon Ha jadi kesal, semangat apaan. Lalu ia memberitahu kalau Jung Woo bermasalah dengan stasiun TV karena diri Hyun Soo. Hyun Soo langsung memperlihatkan wajah bersalahnya.
Jung Woo menemui Produser untuk menegosiasi ulang anggarannya. Produser keberatan karena semua akan menjadi lebih sulit.
"Anda menginginkanku mempekerjakan penulis baru." Alasan Jung Woo.
"Rumah produksi harus menyediakan biaya untuk itu."
"kau tahu berapa kerugian kami saat penulis kami dipecat?"
"Dia tidak dipecat. Penulis Lee bilang dia keluar."
"Rumah produksi merekrut penulis, lalu bekerja dengan stasiun TV. Penulis mana yang mau bekerja dengan kita jika mereka tahu kita tidak bisa melindungi penulisnya?"
"Masalah ini di luar wewenangku. Bicara saja dengan Direktur Utama."
Hong Ah membaca artikel soal pergantian penulis drmaa "Detektif Pembangkang". Hong Ah sudah menduga itu akan terjadi tapi yang membuat ia heran adalah alasan pergantian, yaitu karena maasalah kesehatan Hyun Soo.
Hong Ah kemudian menelfon Kyung. Hong Ah menanyakan rencana Kyung selanjutnya setelah Hyun Soo dipecat. Kyung membantah, Hyun Soo bukan dipecat, tapi mengundurkan diri.
"Mengundurkan diri atau dipecat pada dasarnya sama saja."
"Jelas tidak sama. Keluar adalah pilihannya. Keadaannya baik-baik saja. kau mengenal dia. Tekadnya bulat jika sudah membuat keputusan."
"Apa yang akan kau lakukan? Di mana kau akan tinggal?"
"Astaga.. Hyun Soo ingin tinggal denganku."
"Itu bisa membebaninya. Kenapa kau pindah ke tempatnya?"
"Itu bukan urusanmu. kau bisa hidup enak sendirian. Aku akan tinggal dengan Hyun Soo. Annyeong."
Orang tua Hyun Soo datang saat ia sedang memesan hotel. Hyun Soo kelihatan sangat gembira, ia langsung membuatkan teh untuk mereka.
Ayah: kau ceria sekali, Hyun Soo.
Ibu: Sudah kubilang dia tidak akan patah semangat. Hyun Yi pergi ke rumah mertuanya. Dia menitipkan Bo Ra di sana.
Hyun Soo: Dia seharusnya mengajak Bo Ra. Aku tidak butuh Hyun Yi di sini.
Ibu: Sebaiknya kau bersama Hyun Yi saat kami sudah meninggal.
Hyun Soo: Itu masih lama sekali. Aku tidak mau membahasnya.
Ayah tiba-tiba membahas apa Hyun Soo sudah punya pacar atau belum? Ayah menjelaskan, Hyun Soo harus memiliki hubungan, tidak bisa bekerja terus-menerus.
"Aku akan berkencan." Kata Hyun Soo.
"Dengan pimpinan rumah produksimu?" Tanya Ibu.
"Kenapa Ibu menyinggungnya?"
"Ibu bisa merasakannya. Kenapa dia belum menikah?"
Jung Woo menghubungi Jung Sun setelah menemui produser. Jung Soo bertanya sedang apa Jung Sun di hari liburnya seperti ini?
"Bermalas-malasan saja."
"Tidak mau bilang apa-apa kepadaku?"
"Ada yang ingin kulaporkan."
"Siapkan teh. Ada waktu 30 menit sebelum janji temuku selanjutnya."
Setelah menutup telfon,Jung Sun langsung melirik ibunya.
"Ibu pasti tidak ada kegiatan lain." Kata Jung Sun.
"Ibu akan pergi. Kenapa kau selalu ingin ibu pergi setiap kali ibu datang?"
"Kita tidak bisa berada di satu tempat lebih dari satu jam."
"kau selalu saja mengatakan hal-hal baik."
Nyonya Yoo akan pergi tepat saat Jung Woo datang, mereka saling bertegur sapa.
Jung Woo berkomentar kalau Nyonya Yoo tampak lebih muda setiap harinya.
"Jangan bilang begitu di depannya. Dia pasti akan percaya." Balas Jung Sun.
Ibu senang, berkat Hyun Soo keluarga jadi sering bertemu belakangan ini. Hyun Soo protes, tapi kan alasannya tidak bagus.
"kau sudah bekerja keras." Kata Ayah.
"Tapi ibu tidak menyukai artikel itu. Kenapa harus masalah kesehatan? kau sangat sehat." Aku Ibu.
"Mereka pasti merasa tidak enak untuk mengatakan dia dipecat." Tanggapan Ayah.
"Aku tidak dipecat, Ayah. Aku keluar sebelum dipecat." Jelas Hyun Soo.
"kau tidak dipecat, tapi memilih untuk menyerah." Jawab Ayah dan Hyun Soo sangat menyetujuinya.
Ibu tiba-tiba merasa panas karena menopause-nya. Hyun Soo lalu membukakakn jendela.
Hyun Soo mengajak Ayah-Ibu makan bersama nanti malam. Ibu setuju, mari pergi ke restoran bagus di seitar rumah Hyun Soo.
Jung Sun menunjukkan anggaran Good Soup dan bulan ini mereka ada keuntungan. Jung Woo lega, artinya Good Soup sedang menuju kesuksesan?
"Setidaknya aku tidak perlu memberhentikan staf." Jawab Jung Sun.
Jung Sun menunjukkan anggaran Good Soup dan bulan ini mereka ada keuntungan. Jung Woo lega, artinya Good Soup sedang menuju kesuksesan?
"Setidaknya aku tidak perlu memberhentikan staf." Jawab Jung Sun.
Jung Woo harus segera pergi, waktu 30 menitnya audah habis.
"Besok ada rencana? kau masih libur." Tanya Jung Woo.
"Belum ada."
"Kita pergi saja. Sudah lama sekali."
"Bukankah kau seharusnya pergi dengan calon tunanganmu?"
"Dia sedang tidak ingin keluar."
"Apakah dia nyata? Aku tidak pernah melihatmu menggandeng seseorang."
"Aku selalu melakukan semua hal sendirian. Siapkan saja dirimu untuk menemuinya."
"Aku tidak sabar. Tapi.. kau mau ke mana sekarang?"
"Penulis Lee Hyun Soo keluar dari proyek "Detektif Pembangkang". Aku sangat sibuk menyelesaikan itu."
"Akhirnya kalian memutuskan itu?"
"Ya, itu keputusannya."
Jung Woo pergi dan Jung Sun menghela nafas.
Hyun Soo membawa keluarga ke Good Soup tapi tutup, kecewa deh! Hyun Yi berkomentar, Good Soup tidak cocok untuk mereka. Hyun Soo langsung membantahnya,
"Tidak benar. kau tidak logis."
"Apa hubungannya logika dengan hal ini? Kenapa aku tidak boleh berpikir begitu? Unnie selalu membuatku marah bahkan saat aku bersikap baik."
"Kapan kau pernah bersikap baik kepadaku?"
Ayah menyuruh mereka berhenti, lalu menjelaskan kalau anak-anak bertengkar maka orang tua akan sedih. Hyun Soo dan Hyun Yi langsung minta maaf pada ayah.
Ternyata di dapur Good Soup ada orang, Won Joon. Jung Sun masuk dan melihat Won Joon sedang melakukan sesuatu denga daging.
"Penggaraman biasanya memakan waktu lama." Kata Won Joon.
"kau melampauiku, Sous Chef-nim."
"Ini bukan apa-apa, Chef."
"Sebenarnya bisa disayat saja. Apakah jarum suntik dibutuhkan?"
"Jarum suntik mempercepat dan meratakan prosesnya."
"Jadi, jika dilubangi, bumbu akan meresap lebih baik."
"kau cepat mengerti. Cara ini juga membuat lemak menyerap lebih banyak bumbu."
"kau membuat ini untuk siapa?"
"Aku meminta Hong Ah datang."
Jung Sun manggut-manggut. Won Joon meminta agar Jung Sun tidak terlalu membacni Hong Ah. Walaupun ia tahu Hong Ah sangat egois dan mementingkan dirinya sendiri.
"Dia terlalu fokus pada diri sendiri sampai tidak memedulikan yang lain." Lanjut Won Joon.
"Kenapa aku mesti membencinya? Itu bukan urusanku."
"Cinta memiliki banyak bentuk. kau dan Hyun Soo Noona juga tidak biasa."
Keluarga Hyun Soo memutuskan untuk mencari restiran lain. Ayah dan Ibu berharap Hyun Soo memiliki hubungan yang normal.
"kau tidak perlu mencemaskan Hyun Soo. Dia tipe orang yang memeriksa segala sesuatunya. Dia tidak mungkin membuat kesalahan." Kata Ibu.
"kau benar."
Selanjutnya ayah dan ibu membicarakan rencana mereka setelah ayah pensiun.
Hyun Yi mengaku, walaupun semua orang bilang itu tidak bagus, tapi ia menyukai "Detektif Pembangkang". Ia bisa terbawa ceritanya.
"Itu tentang kita." Kata Hyun Soo.
"Benar, bukan? Tentang kita? Yaa, apakah aku sejahat itu? Mengkhianati kakaknya sendiri demi karier..."
"Jika ada di situasi itu, kau akan melakukan hal serupa tanpa ragu."
"Tapi kemampuan sutradaranya jelek. Dia tidak paham cara membangun cerita. Tema cerita ini adalah kasih sayang saudara. Tapi dibuat seperti film aksi. Berkelahi dan kecelakaan saja."
"Aku menyukaimu. Aku hampir melupakan semua perlakukan burukmu."
"Perlakuan buruk? Kata itu tidak pantas digunakan. Asal tahu saja, keluarga akan selalu menjadi orang terakhir yang ada bersama kita."
Jung Woo membaca naskah drama, judulnya "Sup Baik Tidak Akan Menjawab Panggilannya". Lalu Joon Ha datang.
"kau datang awal. Tidak ada syuting drama hari ini?"
"Besok juga tidak. Naskahnya belum siap. Ah,, Pasti tidak mudah meneruskan pekerjaan orang lain. Kenapa kau ingin menemuiku?"
Jung Woo menyerahkan naskah yang ia baca, apa Joon Ha pernah membacanya? Joon Ha membaca si penulsinya, Hyun Soo. Ia pernah mendengar naskah itu dan tokoh utamanya itu koki dan Sup Baik adalah nama daringnya.
"Dia menulis ini sebelum menulis "Detektif Pembangkang". Aku suka yang ini. Aku harus membuat drama dengan naskah ini." Kata Jung Woo.
"Bukankah ini melodrama? Kurasa aku sudah menyuruhmu untuk melupakannya."
"Tapi yang ini unik. Kurasa hasilnya akan baik jika ditayangkan di kanal kabel."
"kau sungguh luar biasa. Aku terharu dengan usahamu. kau bertahan di sisi wanita yang tidak tertarik kepadamu dan membuka kesempatan untuknya. Hyung, kau tidak bisa melakukan hal serupa kepadaku?"
"Kenapa kau cerewet sekali?"
Joon Ha berkata ingin menyutradarai naskah itu. Jung Woo tersenyum, mengatakan kalau karya Joon Ha sangat sulit dimengerti.
"Karena aku tidak pernah memilih karya yang ingin kusutradarai. Aku hanya menyutradarai yang diminta manajemen saja. Aku ingin menyutradarainya. Izinkan aku melakukannya. Aku ingin bekerja dengan Hyun Soo."
Jung Woo tidak menjawabnya.
Joon Ha keluar dari kantor Jung Woo dan ia menghubungi Kyung.
"Apa kabar?" Tanya Joon Ha.
"Langsung intinya saja. Tidak perlu bersikap kaku dan menanyakan kabarku."
"Astaga, kenapa kau dingin sekali? kau membuat hatiku lebih sakit."
"kau bilang aku membuat hatimu lebih sakit? Sulit dipercaya kau masih memakai rayuan itu."
"Kenapa pula aku mau merayumu?"
"Aku tidak bilang kau merayuku. Aku hanya bilang kau selalu memakai kalimat rayuan."
"Baik, terserah saja. Aku sedang menuju apartemenmu. Aku akan langsung masuk, jadi, jangan terkejut."
"Terserah kau saja. Aku sedang tidak ada di sana."
"kau bersama Hyun Soo sekarang?"
"Dia tadi pergi ke luar. Katanya ingin menjernihkan pikiran. Aku dan Hyun Soo tidak akan ada di Seoul mulai besok."
Jung Sun mencicipi hasil masakan Won Joo dan itu lezat sekali. Garing di luar, lembut di dalam, teksturnya juga bagus.
"Chef, aku akan selalu setia kepadamu."
Hong Ah datang dan ia langsung cemberut melihat Jung Sun.
Hong Ah: kau mengundangku makan, tapi selera makanku sudah hilang.
Jung Sun: Aku akan pergi sekarang agar selera makanmu tetap ada.
Hong Ah: Sejak kapan kau begitu perhatian? Urus saja urusanmu.
Won Joon: Hong Ah, kau pandai sekali mengkritik orang.
Hong Ah: Aku tidak mengkritik siapa pun. Hanya mengungkapkan fakta saja. kau tahu Hyun Soo sudah dipecat? Kariernya mungkin sudah berakhir.
Won Joon: Apakah seburuk itu?
Hong Ah: Dia tidak gigih sama sekali. Dia sudah melalui banyak hal untuk sampai ke posisi sekarang.
Won Joon: Orang-orang bisa berpikir kau peduli kepadanya.
Hong Ah: kau pasti sedih karena dia sedang kesulitan. Kuharap kau amat menderita karena dia.
Jung Sun: Baik, kukabulkan keinginanmu. Aku akan amat menderita karena dia. Aku juga akan amat mencintainya.
Hyun Soo berlari di rute biasa, Jung Sun juga. Mereka memikirkan saat-saat mereka bertemu hingga sekarang.
Jung Sun menuju ke bunga itu, kini bunganya numbuh walau masih sangat kecil. Jung Sun ingat apa yang Hyun Soo katakan waktu itu.
"kau luar biasa. Bagaimana caramu menghancurkan dinding ini? Aku berjanji akan hidup seperti dirimu."
Hyun Soo sampai disana, ia melihat Jung Sun. Maka kali ini ia melakukan balas dendam, ia mengegetkan Jung Sun seperti Jung Sun mengagetkannya dulu.
"Kenapa kau belum tidur?" Tanya Hyun Soo.
"Astaga!! Belum waktunya bagiku untuk tidur. kau kelihatan baik-baik saja."
"Tidak ada alasan bagiku untuk merasa buruk."
"Aku sudah melihat artikel itu."
"Em... "Penulis Lee Hyun Soo harus keluar karena masalah kesehatan"."
"Bicaramu seolah-olah itu tidak berkaitan denganmu."
"Memang tidak ada kaitannya denganku lagi. Membuat keputusan itu memang sulit. Tapi begitu diputuskan, aku tidak akan mundur lagi."
Jung Sun tahu, Hyun Soo sedang melalui masa sulit, jadi, ia akan bertahan mendengar bualan Hyun Soo.
"Aku akan pergi berlibur besok." Kata Hyun Soo.
"Dd-Dengan siapa?"
"Dengan Kyung. kau pernah sekali melihatnya. Dia mengalami banyak hal selama bekerja denganku. Aku ingin dia merasakan hal yang menyenangkan."
Jung Sun tersenyum dan Hyun Soo juga ikutan.
Sampai dirumah, Jung Sun langsung menghubungi Jung Woo, ia membatalkan acara mereka besok.
"kau membuatku makin sulit untuk menolaknya."
"Maaf."
"Aku sudah memintanya dari lama, tapi kau menolaknya begitu saja. kau melakukannya karena kini sudah terkenal?"
"Aku akan membayarmu 10 kali lipat."
"Memang seharusnya begitu."
Joon Ha kembali mendatangi Jung Woo. Joon Ha rasa Jung Woo sudah waktunya bertindak, mengingat Jung Woo sudah terlalu lama mengamatinya.
"Hyun Soo mungkin ingin kau yang bergerak lebih dahulu." Lanjut Joon Ha.
"Aku tidak setuju denganmu."
"Percayalah kepadaku. Apa rencanamu besok?"
"Janjiku untuk besok baru dibatalkan."
"Ini takdir. Aku akan menjadi peri cinta agar kau dan Hyun Soo bisa bersama."
"Bisa tolong jelaskan lagi agar aku bisa mengerti?"
"Kita harus menemui Hyun Soo besok. Mari berpura-pura menemuinya secara tidak sengaja."
OMG!!!!
0 komentar:
Posting Komentar