Sumber Gambar: MBC
-=EPISODE 9=-
Jadilah Professional
Eun Jae bangun pagi-pagi, ia berencana untuk olah raga, tapi dari ruangan Hyun ia mendegar sesuatu. Eun Jae pun masuk ke sana.
Ternyata Hyun sedang latihan inhalasi.
Hyun bertanya, apa Eun Jae tidak lelah setelah merawat banyak pasien. Eun Jae menjawab ia tidak terlalu lelah. Hyun bertanya lagi, apa Eun Jae mau olahraga? Tidak bisa istirahat sehari saja?
"Kau sudah berlatih berhari-hari. Bagaimana hasilnya?"
"Aku harap tanganku jadi terbiasa. "Jangan biarkan kepala atau perasaan menghentikanmu, Tolong ingatlah"."
"Kenyataannya, itu semua tentang memori otot."
"Bingo."
"Lanjutkan. Aku akan pergi."
Selama Eun Jae berolahraga, Hyun kembali melanjutkan latihannya.
Suasana RS kapal hari ini sangat sibuk. Pasiennya membludak.
Perawat yang menjadi asisten Joon Young malah salah fokus karena pasien mereka adalah seorang pria berotot kekar dengan perut roti sobek. Pasien itu hanya memakai celana pendek, tidak memakai baju.
Sementara itu, Jae Geol mendapat pasien yang cantik dan seksi, pasien itu tertarik pada Jae Geol dan menggoda Jae Geol. Tapi Jae Geol sama sekali tak tertarik. Perawat asitennya sampai menahan tawa.
Ah Rim bertugas menjadi asisten Hyun, tapi ia malah memperhatikan pasien yang dibawa Perawat Pyo ke ruangan Eun Jae.
Won Gong bertugas diapotek, ia mengemas obat-obatan yang diresepkan untuk pasien.
Hyun tiba-tiba keluar padahal masih banyak pasien, WOnGong heran jadinya. Hyun bertanya, apa Won Gong melihat Ah Rim?
"Dia ke ruang operasi." Jawab Won Gong.
"Lagi?"
"Apa maksudmu?"
Hyun menghela nafas berat.
Ah Rim mengintip Eun Jae yang sedang menjahit luka pasien, ia kelihatan sangat kagum.
Ah Rim ternyata sering melakukannya, ia selalu mengintip ke ruang operasi dimana operasi sedang berlangsung.
Hyun menjelaskan: Dia kehilangan akal sehatnya setelah transplantasi hati. Dia pergi keruang operasi
kapanpun.
Setelah Perawat Pyo selesai membantu Eun Jae menjahit luka pasien, ia menarik Ah Rim keluar. Ah Rim sedang apa disana? tidakkah Ah Rim lihat kalau mereka sedang banyak pasien? Bukankah Ah Rim sangat sibuk di Peyakit Dalam?
Ah Rim belum sempat menjawab karena Hyun keburu datang.
Hyun membenarkan, mereka sangat sibuk, termasuk sakit perut, diare, dan pankreatitis akut (peradangan yang terjadi dalam pankreas dalam waktu yang cukup singkat), ada dua pasien yang menunggu injeksi cairan.
Ah Rim memohon agar Perawat Pyo mau tukar tempat dengannya.
Hyun: Kau menyakiti perasaanku. Kau sangat membenciku?
Ah Rim: Bukan begitu, aku bermimpi menjadi Perawat Bedah.
Perawat Pyo menjelaskan, Ah Rim tidak bisa menggantikannya, semua operasi di Rumah Sakit Kapal sangat mendesak jadi butuh pengalaman. Ah Rim tetap memohon.
"Tidak mungkin. Bahkan jika aku setuju, tidak mungkin Dokter Song akan setuju."
Eun Jae tiba-tiba membuka pintu, ia tidak sependapat dengan perawat Pyo. Tapi Eun Jae memiliki satu syarat sebelum mengijinkan Ah Rim menjadi asistennya. Eun Jae memberi buku pedoman peda pada Ah Rim.
"Aku akan mengujimu dua hari sekali. Jika kau berhasil, kita mulai dengan operasi sederhana."
Hyun dan Perawat Pyo seakan tak percaya mendengar Eun jae akan mengajari Ah Rim. Sementara itu, Ah Rim sangat senang dan bekali-kali mengucapkan terimakasih. Eun Jae lalu menyuruh mereka kembali bekerja.
Perawat Pyo bergumam setelah Eun Jae kembali masuk dan Ah Rim menuju ruang perawatan penyakit dalam, "Apa hanya aku yang berpikiran dr. Song sudah lembut hatinya?
"Tidak mungkin." Jawab Hyun.
Semua orang lelah setelah jam kerja usai, tapi Ah Rim sama sekali tidak terlihat begitu. Jae Geol sampai heran, bukannya Penyakit Dalam punya banyak pasien, Ah Rimtidak capek?
"Tidak." Jawab Ah Rim.
"Dia sangat kuat." Joon Young menanggapi.
Kapten Bang dan Won Gong datang, berterimakasihatas kerja keras semuanya. Kapten Bang mengumumkan bahwa ia sudah menyiapkan acara spesial untuk merayakan hari ini.
"Acara?" Tanya Ah Rim antusias.
Dan saat semuanya naik ke atas, mereka dikagtkan dengan deretan makanan yang sudah terjajar rapi. Kapten Bang menjelaskan, "Pulau yang indah ini dan pemandangan barbekyu diatas kapal."
Semua orang bersorak gembira.
Lalu seorang wanita datang, dia adalah sekretaris Direktur Kim (Ayahnya Jae Geol). Wanita itu menjelaskan bahwa yang sakit bukan kakinya tapi.. yang itu (sambil bersisik. Semua orang mengerti dan memandang selangkangan pria itu.
Wanita itu sangat takut, "Oppaku akan baik-baik saja?"
Ah Rim datang membawakan tas darurat, namun ia terkejut saat melihat wanita itu, wanita itu juga tak kalah terkejutnya.
"Kau?" Kata Ah Rim, ia lalu melihat si pria, "kau?" Ah Rim kesal dan langsung memukuli pria itu, " Bagaimana kau bisa melakukan ini padaku?"
Hyun menarik Ah Rim untuk berhenti, semuanya menatap Ah Rim heran. Ah Rim berbisik, "Pacarku."
Hal itu menjelaskan semuanya.
Kapten Bang lalu menarik Choon Ho masuk dan dua orang perawat mengikuti mereka. Kapten bang menyimpulkan, jadi pacar Ah Rim selingkuh dengan teman Ah Rim dan terluka ketika melakukan itu?
"Aku rasa begitu." Jawab Choon Ho.
"Ini pasti akhir dari dunia."
Pacar Ah Rim dibawa ke ruang operasi, ia bertanya apa.. patah parah? Eun Jae mengoreksi, lebih tepatnya, robek karena penis tidak punya tulang.
"Diagnosis yang tepat, sklera yang pecah (sering dianggap patah tulang)."
Joon Young mengintip saat pria iti sedang dirawat.
Ternyata ada yang melihat lagi, yaitu Choon Ho, ia menggambarkan bagaimana bengkaknya. Semuanya seakan tak percaya tapi harus percaya karena Choon Ho melihatnya sendiri.
Joon Young lalu masuk, "Dia bukan wanita. Tidak ada wanita yang bisa melakukan itu. Dia tidak sakit sedikitpun. Apa dia pria? Robot?"
Jae Geol memukul kepala Joon Young, "Dasar bodoh."
Ah Rim mendekati si wanita dengan tampang garang. Si wanita meminta Ah Rim tenang dan mendengarkannya, ia bersumpah sudah menolak tapi Oppa tetap memaksa.
"Lebih baik...tutup mulutmu."
Wanita itu menemukan sebuah pintu lalu ia masuk dan mengunci pintunya.
"Buka pintunya. Buka. Aku akan menghajarmu. Buka pintu ini! Buka!"
"Jangan bunuh aku, Ah Rim-ah. Aku tidak salah. Itu semua karena dia."
"Kubilang buka pintunya! Hei!"
"Aku sungguh minta maaf."
Wanita itu baru sadar beberapa detik kemudian setelah Ah Rim menyerah dan pergi kalau ia masuk ke ruangan tempat berkumpul staff RS Kapal.
Jae Geol bertanya, "Sekretaris Hong? Mengapa.. Apa kau.."
"Jangan beritahu Ayahmu. Jangan beritahu Direktur Kim."
Joon Young heran, apa mereka saling kenal?Sekretaris? Ayah? Jae Geol tidak mau menjelaskan, ia memilih menghindar pergi.
"Jika Ayahnya Direktur, apa dia.."
Sekretaris Hong mengangguk. Joon Young melanjutkan, "Ayah Jae Geol Hyung adalah Direktur Rumah Sakit Geoje Jeil?"
Sekretaris Hong kembali mengangguk. Semua orang tak terkejut mendengar berita besar itu.
Won Gong menghubungi bantuan, mereka akan tiba 30 menit lagi.
Choon Ho bergumam, Anak Schweitzer dari Korea dan anak Direktur.. Rumah Sakit Kapal ini penuh dengan anak hebat. Kapten Bang membenarkan.
Won Gong tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Kapten Bang lalu menjelaskan kalau jae Geol itu anaknya Direktur RS Geoje Jeil
"Apa?"
"Bagaimana keadaan diruang bedah? Mengapa tidak dipotong saja?"
"Kau bisa diam? Pasien bisa dengar."
Eun Jae mengatakan kalau pria itu butuh operasi. Pria itu tidak mau, mengingat ia sedang berada di RS kapal, ia akan pergi ke RS umum saja dan meminta dipanggilkan helicopter atau penjaga pantai.
"Mereka akan datang 30 menit lagi." Kata Hyun.
"Kau boleh menunggunya, tapi.." Eun Jae melanjutkan.
"Tapi?" Tanya pria itu.
"Jika sklera yang pecah tidak ditangani dalam waktu dua jam setelah kejadian, Kau bisa mengalami masalah serius nantinya."
"Masalah serius?"
"Kau mengerti, bukan?"
"Kau juga berpikiran begitu?" Tanya pria itu pada Hyun dan Hyun menangguk. Pria itu pun pasrah.
Ah Rim menangis sendirin dan terdengar suara rintik hujan.
Kapten Bang dan Choon Ho tak sengaja melihatnya. Kapten Bang heran, kenapa Ah Rim bersembunyi seolah Ah Rim yang salah?
"Aku tidak sembunyi." Jawab Ah Rim.
Choon Ho: Dokter Song terlalu baik padanya. Dia seharusnya memotongnya. Kenapa dioperasi segala?
Ah Rim terkejut mendengar pacarnya akan dioperasi. Ia langsung berlari ke ruangan operasi.
Persiapan operasi dimulai. Eun Jae menjelaskan bahwa ini operasi sederhana, mereka akan melakukan pembekuan darah dan menjahitnya, robek ini bisa membuat perubahan bentuk.
"Kau yakin tidak akan ada masalah nanti?" Tnaya pria itu dan Eun Jae mengangguk.
Pria itu terlihat sangat tegang. Kemudian Hyun meminta ijin untuk menambah obat penenang dan Eun Jae mengijinkannya.
Ah Rim masuk dan marah-marah, kenapa Eun Jae melakukan oerasi pada orang seperti pacarnya itu? Dia tidak pantas mendapatkannya.
"Kau sadar apa yang kau katakan?" Tanya Eun Jae.
"Dia tidak mengerti apa itu kepercayaan dan cinta. Dia tidak pantas punya organ pria. Jadi--"
"Hentikan."
Hyun meminta Joon Young untuk membawa Ah Rim keluar tapi Eun Jae malarang. Eun Jae mengatakan Ah Rim bisa jadi perawat bedah dan membantu operasi ini.
"Dokter." Hyun mencoba mengubah keputusan Eun Jae tapi Eun Jae tidak bergeming.
Eun Jae melanjutkan, "Jangan jadi wanita pendendam. Jadilah perawat profesional, dan tolong pasien."
Perawat Pyo juga ikut membujuk, tapi Eun Jae malah semakin tegas. Eun Jae menyuruh Ah Rim bergegas.
"Aku tidak mau. Aku menolak!" Kata Ah Rim sambil melihat wajah pacarnya.
"Jika kau menolak, kau tidak lagi diizinkan masuk ruang operasi. Kau masih menolak?"
Ah Rim keluar, ia menangis. Tapi impiannya lebih penting, ia pun berganti baju dan mempersihkan diri.
Ah Rim lalu masuk lagi dengan pakaian lengkap, ia siap membantu Eun Jae.
Setelah operasi usai, Ah Rim menyendiri di atas. Eun Jae datang dan melemparkan minuman kaleng padanya.
"Anda ahli bedah yang hebat. Itulah masalahnya. Si brengsek itu tidak akan kehilangan kemampuannya sebagai pria."
"Area yang robek akan membuatnya bengkok. Cukup.. baaanyak."
Ah Rim akhirnya bisa ketawa dan itu juga membuat Eun Jae ketawa.
Dokter di RS Seoul Daehan bergegas menaiki tangga, mereka sangat gugup.
Sementara itu, Eun Jae sedang didalam bis. Ia mendapat pesan dari Dokter Kim Jae Hwan (Juniornya di RS Seoul Daehan).
"Halo."
Kembali ke RS Seoul Daehan. Ternyata Dokter Kim dan yang lain sedang kedatangan Dokter baru pengganti Eun Jae. Dokter itu adalah seorang pria yang tampak sangat garang. Semuanya memberi salam seperti di militer.
Para perawat bergosip, "Siapa yang masih melakukan itu di zaman sekarang? Orang akan mengira mereka syuting drama."
Eun Jae kembali membaca pesan Dokter Kim, "Tidak begitu baik. Seperti rubah yang bertingkah layaknya Raja setelah harimau pergi. dr. Myung Se Joon menjadi Asisten Profesor."
Dokter Myung sangat kasar dan suka membentak, membuat yang lain semakin tidak suka padanya.
Mereka kembali membicarakan Eun Jae, "dr. Song Eun Jae memang emosional, tapi lebih baik dia, 'kan?"
Pesan Dokter Kim masih berlanjut, "Semua orang merindukanmu. Dokter. Kapan kau kembali?"
Sekarang Eun Jae sedang di RS Geoje Jeil, ia mempelajari sesuatu.
Hyun datang ke sana dan salah satu dokter disana mengantarkan Hyun ke ruangan Eun Jae. Hyun bertanya, apa yang sedang Eun Jae lakukan? Tumpukan apa itu"
"Semacam tali keselamatan?" Dokter menggunakan kiasan, lalu melanjutkan "Dia marah karena diusir, tapi teman setingkatnya menjadi Asisten Profesor. Aku yakin dia ingin menemukan kasus besar untuk menjatuhkan teman setingkatnya dan Profesor itu. Itu satu-satunya cara dia bisa kembali."
Dokter itu lalu meninggalkan Hyun. Hyun masih memandangi Eun Jae, ia teringat bagaimana Eun Jae memang sangat ingin kembali keposisinya, kembali kembali dengan kemampuannya, tanpa menunjukkan kelemahan orang lain.
Eun Jae akshirnya menydari ada Hyun. Eun Jae bertanya, kenapa Hyun kesana? Apa ada pasien yang membutuhkan perawatan mendesak?
"Tidak. Aku mengajukan diri di UGD. Mereka langsung setuju, karena kekurangan staf."
"Mengajukan diri? Mengapa?"
"Aku merasa tidak akan bisa jika selalu seperti ini."
Hyun bercerita, Hari itu.. ketika Nyonya Park Oh Weol sakit, Jika Eun Jae tidak di sana, Nyonya Park pasti sudah meninggal. Hyun tidak ingin menjadi Dokter seperti itu. Ia lebih suka--
Eun Jae memotongnya, lebih suka apa? Bisakah Hyun berhenti minum obat? Ia pikir Hyun tidak terlalu gegabah. Dokter.. tumbuh melalui kegagalan, meskipun kejam karena manusia merupakan subyek dari kegagalan tersebut.
"Berapa banyak pasien yang menurutmu meninggal karena tangan ini? Mungkin lebih darimu, bukan?" Lanjut Eun Jae.
"Kau sedang menghiburku?"
"Aku memperingatkanmu."
Hyun dan Eun Jae keluar dan tiba-tiba dokter tadi menemui mereka mengabarkan kalau ada pasien angina (Nyeri dada atau rasa tidak nyaman yang biasanya disebabkan kurangnya aliran darah ke jantung) sekarang. Dokter akan meminta bantuan penyakit dalam jadi ia menyerahkan pasien itu sementara pada Eun Jae.
Eun Jae dan Hyun keluar dan ternyata pasien itu adalah Guru Hyun, teman baik ayahnya.
"Hyun-ah. Aku... aku tidak bisa bernafas." Kata Pak Guru.
Note: Gambar yang masih kosong akan diupdate besok
0 komentar:
Posting Komentar