Selasa, 18 Juli 2017

Sinopsis School 2017 Episode 2 Part 1

Sinopsis School 2017 Episode 2 Part 1

Sumber Gambar:  KBS2


Eun Ho melihat orang membakar kertas di ruang guru, ia berdiri untuk melihat lebih dekat siapa dia.

Dan ia melongo, "Daebak! Kau.."


Orang itu melemparkan sesuatu ke tong sampah hingga api menjadi besar. Eun Ho terkejut dan sembunyi lagi, lalu orang itu memecahkan jendela untuk kabur.

Eun Ho mengikutinya ke jendela tapi kehilangan jejak. Oh ya, orang itu terkena pecahan kaca dan darahnya tertinggal di kaca itu. Eun Ho gak sadar kayaknya.


Selang beberapa detik kemudian Guru Koo dan petugas polisi datang, mereka melihat Eun Ho adalah satu-satunya orang disana.

-=School 2017=-
Orang Yang Tak Bersalah


Besoknya, Eun Ho dipanggil Guru Koo, ia dituduh sebagai pelaku dan teman-temannya mencibirnya.

Bit Na: Apa? Dia pelakunya? Aku tidak bisa percaya itu.

Nam Joo: Ra Eun Ho memang luar biasa, deh.

Jung Il: Sejak awal aku tahu dia itu memang keren.

Guru Koo memelototi mereka untuk diam. Mereka pun masuk ke dalam kelas.


Hee Chan merasa aneh karena Eun Ho memecahkan jendela dengan sebuah kursi. Dae Hwi menjawab, sepertinya sekolah menangkap orang yang salah.


Byung Goo: Apa dia melakukannya sendiri? Dia kira dia itu Avengers, apa?

Tae Woon: Bukan dia yang melakukannya.

Byung Goo: Apa?

Tae Woon: Byung Goo-ya. Hal semacam itu tidak akan bisa dilakukan oleh seorang cewek sendirian. Kenapa pikiranmu pendek sekali?

Byung Goo: Jadi dia melakukannya dengan orang lain?

Tae Woon: Sudah kubilang bukan dia pelakunya.. Kau ini bikin kesal saja.


Eun Ho disidang guru-guru.

Kepsek: Memangnya kau ini mafia? Hanya berandalan yang akan melakukan hal-hal semacam itu.

Eun Ho: Sungguh bukan aku, Pak. Aku ke sana karena mau mengambil kembali buku sketsaku. Pelaku aslinya melarikan diri malam itu.

Guru Koo: Tidak ada yang melihat dia lari malam itu. Kau sendirian di lokasi kejadian.

Guru Shim: Konfusius mengatakan dalam bukunya.. kau mungkin saja bisa menangkap pencuri di luar lokasi kejadian, tapi di dalam lokasi kau tidak akan bisa menangkapnya. Rasanya tidak benar mencurigai orang jika buktinya belum jelas.

Kepsek bersikeras, mereka punya bukti yaitu Eon Ho yang tertangkap basah. Guru Park menyuruh Eun Ho mengaku saja, toh pada akhirnya ini akan terbongkar juga. Eun Ho pernah melihat acara jajak pendapat di pemerintahan, 'kan? Mereka yang membantah dan bersikap seolah tidak bersalah, sekarang semua ada di penjara.

Eun Ho: Sungguh bukan aku pelakunya!

Kepsek: Jelas kau yang melakukannya!

Guru Park: Ini sama saja dengan sebuah formula matematika. Anak-anak dengan nilai rendah, biasanya tidak bertingkah.

Eun Ho: Itu tidak benar. Orang dewasa yang suka membuat masalah.. kebanyakan dulunya adalah peraih peringkat pertama di sekolahnya.

Kepsek: Jadi.. kau merasa bangga karena berhasil mengendap masuk ke ruang guru?

Guru Koo: Kalau kau tidak mau jujur, serahkan dirimu. Jadi kau bisa memilih antara.. dikeluarkan dari sekolah atau tetap pada pendirianmu ini.

Eun Ho: Dikeluarkan dari sekolah?

Guru Koo: Dikeluarkan dari sekolah.

Kepsek: Kedengarannya bagus.


Guru Shim mencoba menenagkan Eun Ho, ia tahu betul bahwa Eun Ho bukan pelakunya, tapi EUn Ho dengarkan dulu apa yang akan ia katakan.

Eun Ho: Mereka cuma ingin aku keluar dari sekolah.

Guru Shim: Jangan ngomong sembarangan. Coba kau pikirkan dengan baik, mana mungkin kau pelakunya. Kalau kau berada di lokasi kejadian.. itu bukan berarti kau yang melakukannya. Apakah bau alkohol dari seorang pengendara, menjadi petunjuk kalau dia menyetir dalam keadaan mabuk?

Eun Ho: Bukannya memang seharusnya itu adalah petunjuknya?

Guru Shim: Maksud Bapak adalah.. Pokoknya mereka tidak bisa menyalahkanmu dengan bukti yang ngawur ini. Kita ini 'kan hidup di negara demokratis.


Eun Ho: Pak Shim. Kenapa Bapak tidak mengatakan hal itu tadi?

Guru Shim: Makanya.

Eun Ho: Makanya. Astaga. Itu lagi, itu lagi. Bapak selalu saja bilang 'makanya'. "Makanya."  Ampun deh.

Guru Shim: Baiklah, Eun Ho.

Eun Ho: Apa yang harus kulakukan sekarang?

Guru Shim: Tenanglah. Bapak akan mencoba cari solusi.


Guru Shim bicara pada Guru Koo mengenai Eun Ho. Eun Ho bukan anak yang semacam itu, Eun Ho mana bisa melakukan itu sendirian.

"Ini tidak masuk akal." Jawab Guru Koo.

"Benar, 'kan? Menurutku, dia tidak akan.."

"Mungkin saja dia punya kaki tangan. Mungkin saja.. dia melarikan diri dan Eun Ho gagal kabur."

"Belum ada yang bisa dipastikan. Sepertinya mengeluarkannya dari sekolah sedikit kejam."

"Guru itu bukan pelayan publik. Kau selalu saja.. membelanya tidak peduli apapun."

"Aku ini 'kan gurunya. Dan sepertinya aku tidak cukup baik menjadi gurunya."

"Bagaimana kau bisa membuktikan kalau dia tidak bersalah? Itu adalah hal yang tidak akan bisa kau lakukan dengan baik."


Eun Ho mencuci mukanya sambil menggerutu, "Dikeluarkan dari sekolah? Yang benar saja."


Tae Woon datang, mengetok kepalanya dan bertanya apa Eun Ho akan dikeluarkan. Eun Ho membantahnya, tidak!

"Sudah kuduga. Kau mana mungkin melakukan hal semacam itu."


EUn Ho tersenyum karena Tae Woon berpikir begitu. Tae Woon menjelaskan, pelakunya pasti adalah seseorang yang jauh lebih pintar dari Eun Ho.

"Hei! Ngaca dong!" Balas Eun Ho.

"Kau kesal, 'kan? Bagai mana kalau kita minum es lemonade?"

"Kalau minumnya denganmu aku tidak mau."

"Siapa yang mau minum denganmu? Cobalah minum es lemonade. Aku tahu kau sering minum itu."

"Mau aku minum itu atau tidak, bukan urusanmu."


Eun Ho kembali mencuci muka dan saat ia mendongak ada es lemonade diatas tapi Tae Woon sudah pergi.


Byung Goo: Dia sudah membuat ujian percobaan kita jadi tidak ada artinya.

Jung Il: Aku benar-benar berterima kasih pada Eun Ho.

Byung Goo: Aku bersyukur dia melakukannya. Apa kalian tidak lihat kepala sekolah sedang uring-uringan? Aku benar-benar senang melihatnya.

Nam Joo: Bicaralah yang benar agar orang paham.

Byung Goo: Apa kau.. punya gangguan pendengaran?

Nam Joo: Apa sih yang dia bilang? Apa kau (Dae Hwi) yakin dia pelakunya? Aku tidak tahu kalau dia seberani itu.


Dae Hwi: Kau mana pernah tahu.. kalau hanya melihat penampilan luar seseorang saja.

Kyung Woo: Seperti kau?

Dae Hwi terkejut. Kyung Woo meminta Dae hwi mencoba lebih jujur pada diri sendiri. Tapi hanya Dae Hwi mungkin yang mengerti kata-kata Kyung Woo, semuanya sih tidak mengerti.


pokoknya dimana-mana membahas soal Eun Ho deh.

Hee Chan: Keadaannya bakal semakin parah.

Bit Na: Kenapa? Apanya yang makin parah?

Duk Soo: Kita tidak harus ujian dan kedengarannya itu menyenangkan.

Hee Chan: Apa menurutmu kepala sekolah akan tinggal diam?

Hak Joong: Apa menurutmu dia akan semakin kejam pada kita? Agar semua ini tidak terulang lagi.


Sa Rang salut karena dalam suasana ini Eun Ho masih bisa menggambar. Eun Ho akan menggambar dengan keras, memenangkan perlombaan, dan diterima di Universitas Hanguk.

"Berhenti sekolah? Tidak akan." SUara lantang Eun Ho.

"Tentu saja kau tidak boleh dikeluarkan dari sekolah. Pelakunya 'kan bukan kau. Peringkatmu ada di paling bawah, kau tidak akan punya keberanian melakukan hal semacam itu. Maksudku, coba pikirkan peringkatmu."

"Kau sedang mencoba menangkan aku, 'kan?"

"Tentu saja."


Guru Koo dan Guru Shim masuk kelas bersama Soo Ji, mereka akan memeriksa semua bawaan siswa muulai hari ini.


Banyak siswa yang barangnya disita. Ada yang bawa miras dan majalah porno juga.

"Semua yang tertangkap akan dikumpulkan di lapangan sepulang sekolah." Tegas Guru Koo lalu pergi.

Guru Shim membawa semua barang-barang yang didita ke kantor.


Semua yang barangnya didita menyalahkan Eun Ho, mereka kesal karena apa yang Eun Ho lakukan berdampak pada mereka juga. Eun Ho membantahnya, ia tidak melakukan apapun.

Hwang Young Gun: Kau mau mati, ya?

Eun Ho: Bukan aku yang melakukannya.

Young Gun: Mau kau atau bukan. Kenapa kau mengendap masuk ke ruang guru dan membuat segalanya jadi kacau? Kenapa?

Eun Ho: Sudah kubilang bukan aku!


Young Gun kesal dan akan memukul Eun Ho tapi Dae Hwi menahan tangannya. Sebenarnya Tae Woon juga akan membantu tapi ia keduluan oleh Dae Hwi.

Dae Hwi: Hentikan! Dia 'kan sudah bilang dia tidak melakukannya. Kalau kau terus begini, Aku terpaksa harus memanggilkan "Malaikat Maut" lagi. Itu tidak akan baik untuk kita semua. Hentikan sekarang, oke?


Young Gun kesal dan memilih keluar kelas. Eun Ho juga kesal, ia memutuskan untuk bolos.


Eun Ho ke parkiran sambil menangis. Ia akan menjalankan sepedanya tapi rantainya lepas. Eun Ho makin sebal karena tidak ada satupun yang berpihak padanya.


Tae Woon juga bolos. Eun Ho menyalahkan Tae Woon sebagai penyebab sepedanya rusak, soalnya sejak hari itu, pedal sepedanya tidak mau jalan. Tapi Tae Woon lagi-lagi mengabaikannya.

"Aku tidak bisa pulang karena ini. Perbaiki ini untukku."


Tae Woon lalu melemparkan helm pada Eun Ho dan membawanya jalan-jalan.


Tae Woon bertanya, apa yang membuat buku sketsa itu begitu penting sampai membuat Eun Ho rela masuk diam-diam ke ruang guru?

"Karena di dalamnya ada impianku."

"Impianmu? Sepertinya zaman sekarang masih ada orang yang punya impian. Kampungan sekali."


Eun Ho tidak peduli, mungkin kedengarannya kampungan, tapi itu adalah segalanya baginya. Tanpa impian, ia bisa mati karena tercekik.

Eun Ho tahu Tae Woon kebut-kebutan dengan motor karena itu. Karena Tae Woon merasa 'tercekik' sampai mau mati rasanya.

Tae Woon: Makanya. Aku naik motor karena itu, dan aku bahkan kelihatan keren karenanya. Kenapa aku keren sekali?

Eun Ho: Iya deh, kau keren. Ya ampun. Tapi bagaimanapun, terima kasih. Apapun yang terjadi, sekarang aku merasa baikan.


Tae Woon mengantar Eun Ho pulang dan sebagai rasa terimakasihnya, Eun Ho memberi Tae Woon kupon gratis dari restorannya.

"Aku tahu kau juga tinggal di sekitar sini. Ayam kami enak, loh. Cobalah pesan kapan-kapan. Pokoknya.. Terima kasih untuk hari ini."

"Anu.. Apa kalian melayani pesan antar?"

"Apa? Itu.. Nona cantik ini yang akan mengantarkan pesanannya untukmu. Jadi, makanlah yang banyak nanti."

"Baiklah. Aku benci ayam." Lalu Tae Woon pergi.

"Dasar kunyuk kurang ajar." Gumam Eun Ho.


Ibu keluar setelah Tae Woon pergi, ibu memukuli Eun Ho karena Eun Ho berani-beraninya naik motor.


Tae Woon sampai rumah dan di depan ada mobil dengan stiker SMA-nya (SMA Geumdo). Tae Woon kesal.


Ternyata mobil itu adalah milik Kepsek yang saat ini sedang di ruang tamu bersama ayahnya. Tae Woon nyelonong saja saat masuk. Ayahnya menegur untuk memberi salam pada Kepsek.

Tae Woon pun berbalik dan membungkuk memberi salam. Keosek tersenyum, berkata bahwa tae Woom adalah siswa kebanggan.

"Tidak, aku bukan siswa kebanggan. Beberapa waktu yang lalu Bapak harus ke kantor polisi karena aku." Sela Tae Woon.

"Keluarkan saja dia kalau dia buat masalah." Kata Ayah Tae Woon.

"Apa? Tidak perlu begitu. Aku mana berani melakukannya. Anda bisa mengandalkan saya untuk mengurus Tae Woon. Saya tahu Anda sudah sangat sibuk dengan bisnis Anda." Jawab Kepsek.


Tae Woon hendak ke kamarnya tapi ia mendengar mereka membicarakan mengenai Eun Ho. Kepsek akan mengeluarkan Eun Ho kalau memang hanya itu satu-satunya cara untuk membereskan masalah.

"Aku menyerahkan semua padamu. Kau harus segera dipromosikan untuk menjadi pengawas secepatnya." Jawab Direktur.


Tae Woon kesal, ia lalu keluar lagi. Tae Woon merusak sepion mobil kepala sekolah lalu mengendarai motornya pergi.


Ibu masih membahas soal Eun Ho yang naik motor saat makan malam bersama. Apa Eun Ho sedang memberontak dengannaik motor begitu? Kakaknya menambahi, Apa Eun Ho mengantar ayam hari ini?

"Pakai terus helmmu supaya pelanggan kita tidak kaget." Lanjuk kakak.

"Kau mau kubunuh, ya?" Kesal Eun Ho.

"Bunuh saja!"


Ibu mendadak bertanya berapa biaya untuk les komik atau apalah itu. Eun Ho terkejut, lalu ibu bertanya lagi, apa Eun Ho benar-benar bisa masuk kuliah dengan cara itu?

"Ya, tapi.. Ibu, masalahnya.. Hari ini di sekolah.."

"Ibu harus datang ke sekolah, ya? Kau 'kan sudah kelas 2. Ibu seharusnya menemui guru-gurumu. Bagaimana, apa perlu ibu bawakan ayam yang banyak supaya kau kelihatan keren?"

"Tidak, tidak, tidak. Jangan lakukan itu. Kepala sekolah tidak suka kalau ibu-ibu murid datang ke sekolah. Jangan berani Ibu datang. Jangan datang, ya?"

Kakak nyeletuk, apa Eun Ho kena masalah. Eun Ho membantahnya dengan berteriak.

"Tidak usah berteriak."

"Makanya tenanglah sedikit."


Eun Ho pusing sekali karena masalah ini. Ia berpikir keras karena tidak paham dan tidak mengerti dengan maksud si pelaku.

"Kau ingin buat masalah denganku, ya?"


Lalu Eun Ho ingat sesuatu, model sepatu dan wajah si pelaku yang tertutupi tudung kepala, EUn Ho langsung menggambarnya.

"Tunggu saja. Akan kutemukan dan kubunuh kau. Dan akan kubersihkan nama baikku. Matilah kau."


Eun Ho dibantu Sa Rang mengecek satu-satu anak laki-laki yang melintas di depan kelas mereka untuk mencari yang mirip dengan si pelaku.


Dae Hwi protes, apa ia juga dicurigai sebagai tersangka? Kekanak-kanakan sekali.

"Aku juga tahu. Tapi aku benar-benar putus asa. Aku bukan anak kecil." Jawab Eun Ho.

Dae Hwi pun akhirnya mau. Eun Ho melihat dengan snagat intens dan terus mendekati bibir Dae Hwi. Nam Joo yang ada disana kesal dan menghentikan Eun Ho.

"Jangan lihat dia terus. Kau kelihatan seperti mau menciumnya." kata Nam Joo.

Eun Ho sadar dan akhirnya meluluskan Dae Hwi.


Tae Woon juga memiliki bibir yang mirip dengan pelaku. Eun Ho meendekat untuk melihat lebih jelas.


Tapi Tae Woon melah mendorong maju jadinya Eun Ho mundur salah tingkah.

"Kau takut, 'kan? Jadi minggirlah."


Sa Rang mempraktekkan angle tadi yang menurutnya sangat pas. Eun Ho mengakui kalau Tae Woon tadi kelihatan keren.

"Pokoknya, memangnya kita bisa menangkap pelakunya dengan cara ini?" tanya Sa Rang.

"Aku yakin aku ingat.. bentuk bibirnya."

"Apa? Kau seperti orang yang baru berciuman saja. Hei. Kau bahkan belum pernah melakukan ciuman pertama! Ayolah."

Teman-teman terkejut mendengar pengakuan Sa Rang itu. Mereka menertawai Eun Ho.


Guru Shim berlatih bicara sebelum masuk. Lalu ia membuka pintu dan langsung bicara dengan lantang tapi matanya ditutup.

"Ini tidak benar! Mana boleh menuduh orang yang tak bersalah. Tidak ada bukti yang menunjukkannya. Sekolah mana boleh melakukan hal semacam ini pada siswanya."

Tapi yang ada didalam cuma Ibunya Sa Rang saja. Ibunya Sa Rang setuju dengan Guru Shim, Eun Ho bukanlah anak seperti itu. Jadi ia memohon Guru Shim untuk tetap bersikap seperti tadi.


Kepala Sekolah dan Guru Park datang, tapi Guru Shim malah melempem. Guru Shim mengikuti Ibunya Sa Rang, sekilas ia mendengar usulan Ibunya Sa Rang pada temannya kalau ia berpikir akan berdemo.


Guru Shim mentraktir siswa di kelasnya, tapi itu memiliki tujuan, ia ingin semuanya menulis Petisi untuk Eun Ho.

"Eun Ho sudah dituduh melakukan sesuatu yang bukan salahnya. Kalau kita membantunya, Bapak yakin dia akan merasa sedikit baikan."

Byung Goon: Ya ampun. Apa maksud Bapak, Eun Ho bukan pelakunya?

Nam Joo: Bodoh. Tidak ada yang bilang bukan dia pelakunya. Dia bisa saja bukan pelakunya.

Hee Chan: Dan di saat yang sama, mungkin saja memang dia pelakunya.

Guru Shim: Tapi tidak ada bukti yang menunjukkannya. Kita harus membantu..

Satu per satu siswa keluar karena mereka akan les, tidak ada yang mau mendengarkan penjelasan Guru Shim.


Tinggal Dae Hwi seorang yang ada disana.

"Pak Shim. Aku akan mengisinya."

"Terima kasih."


Guru Jang melihat Guru Shim membawa beberapa lembar "Petisi untuk Ra Eun Ho". Ia tidak menyangka Guru Shim sampai melakukan itu, ia menyarankan agar Guru Shim menghukum Eun Ho saja dan akhiri semua ini.

"Anak-anak seperti dia hanya akan membuat masalah dan membuatmu sakit kepala."

"Tetap saja."

"Anak-anak sekarang tidak hormat pada gurunya. Jangan berusaha terlalu keras, mengerti?"


Bo Ra adalah pencuri catatan Bit Na tapi ia melakukannya karena disuruh oleh Young Gun CS. Yeo Seung Eun (yang dikepang) menyarankan untuk memposting catatan itu secara online.

"Aku tidak akan melakukannya. Aku tidak bisa melakukan ini lagi. Aku akan berikan kau kerja paruh waktu kalau kau memang butuh uang, jadi.." Kata Bo Ra takut.


Young Gun memukulnya karena tidak patuh.


Tepat saat itu Soo Ji datang dan langsung memukul mereka bertiga.


Guru Shim tak sengaja lewat dan melihat itu semuanya, ia sangat terkejut. Ia tidak setuju dengan cara Soo Ji yang menggunakan kekerasa, harusnya bicara saja.

Soo Ji: Hei, anak-anak. Kalau mau bertengkar, satu lawan satu dong. 3 orang melawan 1 orang? Memalukan sekali. Ya, 'kan?

Guru Shim: Apa yang kau bicarakan? Anak-anak jadi terluka.

Soo Ji: Mereka akan baik-baik saja dalam beberapa hari. Seperti yang kau lihat, aku ini jago memukul orang.

Guru Shim: Bagaimana bisa seorang polisi memukul anak-anak..

Soo Ji: Aku sedang bekerja keras. Mengajarkan hal yang benar.

Guru Shim: Dengan kekerasan? Lupakan saja. Kepolisian mana yang mengirimmu? Aku akan melaporkanmu.


Guru Shim akan menghubungi polisi tapi Soo Ji menepis ponselnya sama seperti gaya Kapten Yoo Shi Jin menepis ponsel Kang Mo Yeon dalam drama DOTS, OST-nya juga sama.


Soo Ji: Aku tidak akan tinggal diam. Anak-anak. Kalau aku menangkap basah kalian lagi, akan kubunuh kalian.


Guru Shim menegur anak-anak karena mencuri, terlebih untuk dijual bukan dipakai belajar. Bo ra mengakui kesalahannya dan ia minta maaf.

Young Gun: Belajar? Kalau kami mau belajar, apa tidak masalah kalau kami mencuri?

Guru Shim: Bukan. Bukan begitu. Pokoknya, kembalikan ini dan mintalah maaf.

Young Gun: Dia menyebalkan sekali.

Guru Shim: Han Young Gun! Kau mau dihukum, ya? Kalau kau dilaporkan lagi, kau bisa dikeluarkan.

Seung Eun: Baiklah, Pak Shim. Cukup kembalikan dan minta maaf, 'kan? (sambil melirik Bo Ra).

Guru Shim: Benarkah? Bagus. Bapak yakin kalau kau minta maaf, Bit Na akan memaafkanmu.

Seung Eun: Baiklah. Kami akan mengembalikan bukunya dan minta maaf. Apa kami sudah boleh pergi?

Guru Shim: Baik. Pergilah.


Saat kembali ke kelas, mereka memberikan buku itu pada Bo Ra, Jadi Bo Ra terpaksa mengembalikan buku itu pada Bit Na.

Bit Na menampar Bo Ra dengan keras, "Jadi kau? Kau pasti sudah tak waras."

"Maaf."

" "Maaf"? Kau kira minta maaf akan membereskan semua? Apa kau tahu berapa harganya? Akan kubunuh kau."


Bit Na menjambak Bo Ra, Eun Ho tak tega jadi ia ikutan untuk memisahkan mereka.

"Bit Na. Bicara sajalah. Dia 'kan sudah minta maaf."

"Berhenti bersikap menyebalkan dan menyingkirlah!"

"Dia 'kan sudah minta maaf!"

"Minggir! Akan kubuat polisi memborgolmu!"

"Sudah cukup! Lepaskan!"

"Kenapa kau ikut campur?"

Bit Na kesal dan balik menjambak Eun Ho.


Untung Guru Shim datang dan memisahkan mereka. Guru Shim marah pada yang lain juga karena tidak memisahkan teman yang sedang bertengkar.

Bit Na langsung menelfon ibunya, "Ibu! Aku kesal sekali!"

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis School 2017 Episode 2 Part 1

0 komentar:

Posting Komentar