Sinopsis The Best Hit Episode 5
Sumber Gambar: KBS2
Hyun Jae sudah memutuskan, ia harus tinggal di rumahnya bagaimanapun caranya.
Hyun Tae lalu masuk ke dalam. Woo Seung sudah siap menerjangnya tapi Ji Hoon menahan tangannya, Woo Sung menggeliat sampai ia bisa lepas tapi setelahnya kaki kirinya malah menyandung kaki kanannya jadi ia hendak jatuh dan kembalilah terjadi kiss antara ia dan Hyun Tae.
Woo Sung langsung mengusap bibirnya, ia menarik kerah Hyun Jae, dasar pencuri! MC Drill menyingkirkan Woo Seung, ia menenyakan dimana mobilnya pada Hyun Jae. Woo Seung kembali lagi, jadi mereka berdua menyerang Hyun Jae untuk mendapatkan milik mereka kembali.
Ji Hoon turun tangan untuk memisahkan mereka bertiga. Tapi tidak segampang itu, ia malah jadi korban tindihan mereka semua.
Hyun Jae berbohong, ia mengaku kehilangan ingatan karena ditabrak mobil mereka kemarin. Jadi ia ingin tinggal disana bersama mereka.
Ji Hoon: Maksudmu, kau mengidap amnesia?
Woo Seung: Amnesia apanya! Jangan dengarkan dia. Dia benar-benar penipu!
MC Drill: Bro, dia sangat mencurigakan. Apa kau penipu?
Hyun Jae: Penipu?
Hyun Jae keceplosan, Jika mereka tahu siapa dirinya... Ji Hoon memotong, jadi Hyun Jae sudah ingat?
"Bukan itu yang kuingat. Maksudku, aku ini orang baik."
"Omong-omong, bagaimana kau tahu tempat tinggal kami?" Tanya Ji Hoon.
"Lihat! Dia memang aneh." Ujar Woo Seung.
Ji Hoon: Apanya yang aneh? Itu hanya... Ah! Aku bertanya pada ponsel itu.
MC Drill: Ponsel?
Hyun Jae: Ya!
Woo Seung: Apa maksudmu? Apa dia bodoh?
hyun Jae: Bodoh? Hei, jika kalian ini tau aku siapa...
Ji Hoon: Kau ingat?
Hyun Jae: Tidak. Bagaimanapun, aku bukan seperti yang kalian pikirkan.
Ji Hoon: Lalu apa yang harus kita lakukan?
Woo Seung: Apa lagi? Dia benar-benar penipu. Dia sengaja menabrakan diri. Mencuri mobil juga. Lalu tiba-tiba, dia bilang dia amnesia.
MC Drill: Benar. Dia aneh.
Woo Seung menunjuk Hyun Jae karena Hyun Jae terus bicara tidak formal dengan mereka semua. Hyun Jae menjelaskan kalau ia lebih tua daripada mereka.
Ji Hoon: Kau ingat umurmu?
Hyun Jae: Tidak. Aku yakin aku lebih tua.
Woo Seung: Kau tidak ingat apapun, tapi kau seperti ingat semuanya. Lupakan! Ayo ke kantor polisi.
Hyun Jae: Kenapa kita kesana?
Woo Seung: Kita akan tahu saat mengecek identitasmu. Kita akan tahu siapa kau, dan darimana asalmu.
Pak polisi mengatakan kalau nama Hyun Jae adalah Yoo Bong Jae dan lahir tahun 1971. Semuanya terkejut karena berarti Hyun Jae sudah 47 tahun. Tapi pak polisi belum selesai, Hyun Jae dinyatakan meninggal pada 1994 setelah menghilang.
Ji Hoon: Apa? Ada yang aneh sepertinya.
Pak Polisi: Ya, benar. Aneh. Kurasa hasil pencariannya salah.
Ji Hoon lalu bertanya pada Hyun Jae, apa Hyun Jae pernah mendengar nama Yoo Bong Jae?
"En... Entahlah." Jawab Hyun Jae.
Kilas Balik...
Nama awal Hyun Jae adalah Joon Hyuk. Soon Tae membayar mahal seorang paranormal untuk mendapatkan nama itu tapi Hyun Jae tidak menyukainya.
"Hei, nak. Kau sudah gila. Joon Hyuk, itu nama yang bagus. Kau tahu berapa aku yang kubayar? Kau tahu siapa Hwang Jung Man?" Tegur Soon Tae.
"Siapa?"
"Itu nama asli Hwang Shin Hye. Kau tahu Choi Hong Ki?"
"Choi Hong Ki?"
"Itu Na Hoon Ah. Na Hoon Ah adalah Choi Hong Ki. Song Hae, Kim Bo Sung, Tae Jin Ah... Semuanya pergi ke paranormal dan untuk mengganti nama. Begitulah mereka semua terkenal, bodoh. Apa yang kautahu? Aku jadi kesal melihat wajahmu."
Hyun Jae tetap tidak suka dengan nama itu. Ia lalu menemukan kata "Hyun Jae" dalam sebuah sampul DVD, akhirnya ia menggunakan saja nama Hyun Jae.
Pak Polisi merasa terjadi kesalahan saat pencarian. Ia menyarankan pada mereka untuk ke balai kota atau kantor catatan sipil saja biar lebih cepat.
Ji Hoon: Saya rasa itu akan sedikit memakan waktu.
Pak Polisi: Benar. Oh ya, apa kau sudah pernah membuat perjanjian dengan korban?
Ji Hoon dan Woo Seung hanya berpandangan.
Lalu mereka mampir makan di minimarket. Mereka membelikan kimbab segitiga untuk Hyun Jae tapi Hyun Jae kesulitan untuk membukanya. Ia sibuk sendiri dengan bungkus itu.
Woo Seung mengeluh, kenapa ia sial sekali? Ujiannya sudah dekat, tapi apa yang malah ia lakukan sekarang?
Hyun Jae berhasil membuka bungkusnya tapi keliru, nasi sama nori-nya terpisah. Ia bingung, akhirnya ia bungkus tuh nasi bentuk segitiga dengan nori, lalu ia tekan-tekan, jadinya nasi bulat.
Mereka semua tidak memiliki rencana untuk Hyun Jae. Ji Hoon menyarankan untuk membawa Hyun Jae saja dulu. MC Driil bertanya, bawa kemana?
Woo Seung: Dia orang asing.
Ji Hoon: Lalu bagaimana? Kau punya uang untuk berdamai? Bagaimana kalau dia masuk rumah sakit? Itu juga butuh uang. Itu hanya sementara, sampai ingatannya kembali.
Hyun Jae melihat sekeliling lalu ia naik ke ranjang satu-satunya yang ada disana, ia minta untuk tidur disana.
Woo Seung: Dia bukan hanya kehilangan ingatannya. Dia memang sudah gila.
Hyun Jae: Aku tak bisa tidur dengan orang lain.
MC Drill: Kalau begitu gunakan ruangan itu saja.
Woo Seung: Hei! Lalu aku?
MC Drill: Apa kau pemilik ruangan itu?
Woo Seung: Aku sedang memakainya, tahu!
MC Drill: Akulah yang bersembunyi, tahu.
Ji Hoon: Diamlah.
Ji Hoon meminta Hyun Jae untuk tidur di lantai saja, toh cuma sementara kan. Tapi Hyun Jae menolaknya, ia tidak suka merasa tak nyaman, jadi ia hanya bisa tidur di ranjang.
Ji Hoon: Apa kau ingat sesuatu?
Hyun Jae: Tidak... Yang kutahu hanyalah aku tidak bisa tidur kalau bukan di ranjang.
Woo Seung menengahi, semuanya butuh ruangan, tapi tidak ada cukup ruangan disana, jadi hanya ada satu cara.
Ji Hoon: Apa?
Ji Hoon membawa sebuah cangkir yang didalamnya ada beberapa kertas. Mereka akan main sebuah permainan. Mereka akan mulai memilih dari cangkir itu. Tidak ada yang boleh protes.
Hyun Jae: Siapa yang akan memilih duluan?
Woo Seung: Harus ada yang jadi pemegangnya.
Kebetulan ada yang mengantarkan paket, jadi mereka meminta Ahjussi itu untuk memilih duluan. Ahjussi memilih tulisan "Sentil Dahi".
Mereka pun mulai, Dimulai dari kiri, dan memutar searah jarum jam. Ji Hoon mendapat giliran duluan, ia harus menyentil dahi Woo Seung. Sayangnya jarinya terpeleset. Tapi tidak ada kesempatan kedua.
Giliran Woo Seung sekarang, ia kebagian menyentil dahi MC Drill. Woo Seung jago bangat sampe MC Driil terbang gitu dan setelahnya dahinya berasap. MC Drill tidak sadarkan diri, jadi ia dinyatakan kalah.
Ji Hoon tidak bergerak sedikitpun dari duduknya. Woo Seung khawatir, apa Ji Hoon baik-baik saja.
Ji Hoon: Apa aku digigit nyamuk?
Hyun Jae tak menyangka Ji Hoon bisa tahan sentilannya. Ji Hoon mendapat giliran menyentil balik Hyun Jae dan Hyun Jae bisa sampe terbang juga. Hyun Jae dinyatakan kalah.
Woo Seung terpesona dengan Ji Hoon, ia tak pernah tahu Ji Hoon ternyata sangat hebat main Sentil Dahi.
Ji Hoon: HAHAHA Banyak hal yang tak kau tahu mengenaiku rupanya.
Woo Seung: Kau sangat keren.
Ji Hoon: Choi Woo Seung, gunakan ruangan yang kau mau.
Tiba-tiba confetti berjatuhan menimpa Ji Hoon dan beberapa penari Samba masuk. Mereka berpesta atas kemenangan Ji Hoon.
Aneh kan? Iya, karena semua itu hanya khayalan Ji Hoon. Sebenarnya Ji Hoon tumbang saat disentil Hyun Jae.
Akhirnya tinggal Hyun Jae melawan Woo Seung. Mereka sama-sama kuat, tidak ada yang tumbang walaupun sentilannya sama-sama keras. Entah sudah berapa putaran, tapi mereka masih tetap bertahan.
Gwang Jae memanggil Ji Hoon dari luar. Ji Hoon langsung terbangun dan segera menyembunyikan mereka semua.
Gwang Jae pun masuk karena Ji Hoon tidak menjawabnya. Ji Hoon beralasan kalau ua tidak dengar. Gwang Jae melihat ada orang asing. Ahjussi itu mengatakan bahwa ia adalah pengantar paket.
Gwang Jae: Kenapa Anda disini?
Ahjussi: Aku juga tak tahu.
Ji Hoon: Aku memberikannya air minum.
Gwang Jae: Kita memesan ayam. Turunlah.
Di atas ranjang, Woo Seung dan Hyun jae masih lanjut bermain. Hyun Jae mendengar Ji Hoon memanggil Gwang Jae ayah dan itu membuatnya lengah. Pas giliran Woo Seung menyentilnya pula, jadi ia tumbang.
Woo Seung pun menjadi juaranya.
Hyun Jae memenangkan ranjangnya. Ji Hoon menegaskan, Hyun Jae cuma boleh menggunakannya untuk tidur saja.
"Kau tidak mirip dengannya." Gumam Hyun Jae.
"Apa?"
"Berapa umurmu?"
"Aku? Aku 23, kenapa?"
"23 tahun? Dia seumuran denganku." Batin Hyun Jae lalu ia menyuruh Ji Hoon untuk segera keluar.
Ji Hoon akan keluar tapi ia balik lagi, bertanya kenapa Hyun Jae terus bicara tidak formal padanya.
"Hei, aku dan Ayahmu..."
"Kenapa dengan Ayahku?"
"Itu... Kau juga bisa bicara tidak formal padaku."
"Baiklah, aku akan melakukannya juga. Tapi, kau benar tidak ingat apapun?"
"Sudah kubilang, aku tak ingat apapun."
"Beritahu aku jika kau ingat sesuatu."
Ji Hoon lalu keluar dan menutup pembatasnya. Hyun Jae bertanya-tanya, kapan Gwang Jae punya anak?
MC Drill memanggil Ji Hoon, Woo Seung tapi Ji Hoon tetap menyahut jika diajak bicara. Sampai akhirnya Ji Hoon bertanya, kenapa MC Drill terus memanggilnya Woo Seung?
"Oh? Benarkah? Entahlah. Setelah dia menyentil dahiku, kepalaku terasa sakit."
Cara tidur Ji Hoon dan Hyun Jae sama persis. Kemana Hyun Jae menggeliat, Ji Hoon juga melakukannya sama persis.
Sementara itu, Woo Seung menghabiskan malam dengan belajar.
Bo Hee mengetikkan namanya sendiri dalam mesin pencarian di internet. Soon Tae datang, ia heran kenapa Bo Hee terus saja membaca komentar buruk itu? Bo Hee cepat-cepat menutup laptopnya, ia mengelak sedang membacanya.
Bo Hee bertanya, mau kemana Soon Tae, kok rapi banget.
"Sudah kubilang ada rapat antar manajer hari ini."
"Maksud Anda rapat anggota bershio tikus itu?"
"Kenapa kau bicara begitu? Siapa yang sudah membuat industri musik semaju ini sekarang? Jika bukan karena kita yang lahir di tahun tikus itu, takkan ada yang namanya Hallyu. Bahkan setengahnya pun tidak."
"Ya, ya. Silahkan pergi."
"Baik."
Soon Tae sudah akan pergi tapi balik lagi, ia harus memberitahu Bo Hee sesuatu. Ia ingin minta tolong, tapi lupa, apa ya?
"Kau tahu benda yang bergerak itu. Benda kecil itu."
"Mal Sook?"
"Ya, Mal Sook! Kau bisa menjemputnya?"
"Baiklah."
"Sampai jumpa."
Soon Tae berjalan keluar sambil bergumam, bagaimana ia bisa melupakan nama Mal Sook?
Bo Hee melanjutkan membaca komentar-komentar itu. Kebanyakan semua komentar berkata kalau mereka terbahak-bahak karena Bo Hee.
"Aku lumayan lucu." Gumam Bo Hee lalu mengklik 'suka' untuk semua komentar itu.
Ji Hoon dan MC Drill mengepel ruang latihan bersama. MC Drill khawatir, apa Hyun Jae bisa bersembunyi. Ji Hoon juga, tapi ia sudah mengingatkan Hyun Jae kok.
Kilas Balik..
Hyun Jae memainkan ponsel Ji Hoon tapi ketahuan Ji Hoon jadi Ji Hoon memintanya kembali. Hyun Jae bergumam, itu kan hanya mesin tapi kenapa ia menginginkannya juga?
Ji Hoon: Kita akan pergi sekarang, jangan lupa apa yang kukatakan.
Hyun Jae: Aku tahu, aku tahu.
Ji Hoon: Yang pertama?
Hyun Jae: Bersembunyi kalau mendengar seseorang datang.
Ji Hoon: Kedua?
Hyun Jae: Jangan pernah keluar.
Ji Hoon: Kau tak boleh ketahuan. Kita semua akan kena akibatnya.
Hyun Jae: Aku akan kena masalah juga.
Kilas Balik selesai...
MC Driil punya good dan bad news, ia menawari Ji Hoon, mau dengar yang mana dulu? Ji Hoon memilih good news.
MC Drill: Good news-nya adalah Park Daepyon-nim akan ada di evaluasi bulanan besok.
Ji Hoon: Wow! Kenapa itu kabar bagus?
MC Drill: Itu berarti evaluasi penting sebelum debut.
Ji Hoon: Lalu, apa kabar buruknya?
MC Drill: Bad news... Itu evaluasi terbuka.
Ji Hoon: Semua trainee akan disana? Kau tak apa? Kau, 'kan, demam panggung.
MC Drill: Aku bisa mengatasinya.
Ji Hoon: Ya, demam panggung takkan bisa menghentikan langkahmu. Setiap hari memang selalu sulit.
Ji Hoon di atap untuk menulis lagu tapi ia kembali teringat perkataan Sunbae-nya kemarin.
"Saat aku melihatmu, kau terlihat seperti orang yang baik. Bagaimana mengatakannya? Kau terlalu sempurna. Punya kelebihan? Itu yang penting."
Ji Hoon menyerah mencari bakatnya, ia yakin akan dapat jawabannya jika ia terus mencoba. Lalu ia melemparkan kaleng ke rong sampah tapi meleset.
"Aih, kenapa semuanya tak berjalan mulus?" Keluh Ji Hoon.
Ji Hoon akan mengambil kaleng itu tapi ia terhenti saat mendengar suara orang dayang. Dia adalah Do Hye Ri yang sedang mengangkat tellfon.
"Kau pikir aku tahu semua masalah debut? Informasi apa? Sampai kapan lagi aku harus berusaha? Lakukanlah, jika Itu keinginan Ibu."
Hye Ri menyudahi telfonnya. Ia lalu menarik kursi ke pagar atap. Ji Hoon terus memperhatikannya. Hye Ri kemudian mencopot sepatunya dan naik ketas kursi itu.
Ji Hoon berpikiran yang tidak-tidak, ia teringat kata MC Drill kalau debut Hye Ri ditunda lagi karena masalah kesehatan.
Hye Ri kelihatan tambah nekat, ia mencondongkan tubuhnya ke tepi. Ji Hoon langsung berlari dan memeluknya.
Hye Ri meminta Ji Hoon memeluknya. Ji Hoon tidak mau.
Hye Ri: Kau gila?
Ji Hoon: Lalu kau? Kenapa kau mau mati? Kau kalah jika kau mati. Kau harus hidup agar bisa debut.
Hye Ri: Siapa yang mau mati?
Ji Hoon: Kau... Kau baru saja... Kau tidak mati?
Ji Hoon pun melepaskan Hye Ri.
Hye Ri: Bagaimana ini? Apa kau memeluk semua orang seperti ini? Apa aku harus melaporkannya?
Ji Hoon: Tidak, aku... Kau melepas sepatumu.
Hye Ri: Kakiku sakit.
Ji Hoon: Kau berdiri dipagar itu.
Hye Ri: Apa aku tak boleh melihat-lihat?
Ji Hoon: Tentu saja boleh.
Hye Ri: Kau trainee, 'kan? Yang paling tertua.
Ji Hoon: Hah? Ya.
Hye Ri: Hhh... Kau tak tahu aku di grup yang akan debut? Aku akan debut tahun ini dan akan jadi center. Jika kita ingin mati kira-kira siapakah dia? Kau atau aku?
Ji Hoon: Aku?
Hye Ri: Jangan lewati batas. Tahulah dimana tempatmu. Mengerti?
Woo Seung sedang makan. Saat asyik menonton TV, ia tak sengaja menjatuhkan telurnya. Merasa sayang, ia pun mengambilnya lalu memakannya saat tak ada yang melihat.
Young Jae ke gedung World Entertainment, ia diam-diam mengintip ke dalam toko roti Bo Hee. Gwang Jae kebetulan baru datang dan langsung menegurnya.
"Apa yang kaulihat?"
"Mengagetkan saja!"
"Apa yang kaulihat?"
"Apa yang kulihat?"
"Jangan membuatku kesal. Pindahkan mobilmu."
Young Jae enggan, apa disana tanahnya Hwang Jae? Gwang Jae mengatai Young Jae kekanakan. Young Jae awalnya kesal, tapi kemudian ia mengubah pembicaraan, ia dengar Gwang Jae kesana kemari untuk meminjam uang.
"Kata siapa?" Tanya Gwang Jae.
"Siapa yang peduli? Kaupikir aku takkan mendengarnya?"
"Apa urusanmu jika aku meminjam uang?"
"Bagaimana aku bisa tak peduli dengan tetanggaku sendiri? Kita bukan hanya tetangga."
"Tetangga apanya. Hei. Pergilah dan pindahkan mobilmu. Pindahkanlah. Cepat."
Saat itu, Bo Hee keluar. Young Jae tampak terpesona saat Bo Hee menyibak rambutnya. Bo Hee meminta Gwang Jae menjaga tokonya karena ia akan berolah raga. Bo hee melihat Young Jae dan ia menyapanya.
Bo Hee: Ya, aku tak bisa berolahraga pagi ini. Aku akan tampil di TV lagi, jadi aku harus menjaga tubuhku lagi. Sampai jumpa.
Bo Hee lalu naik ke atas. Young Jae bergumam, Bo Hee pasti akan melakukan Yoga.
Gwang Jae: Bukan urusanmu apa dia mau yoga atau tidak. Kau tak mau pindahkan mobilmu?
Young Jae: Baiklah, baiklah.
Young Jae buru-buru ke kantornya, ia berpesan pada sekretarisnya.
Young Jae: Hei, aku ada pertemuan dengan seorang investor, jadi aku takkan berada di tempat.
Sekretaris: Ya, baiklah. Siapa orang itu?
Young Jae: Seseorang. Apa kau juga tahu dia siapa bila kusebut namanya?
Ternyata Young Hae cuma mau mengintip Bo Hee yang sedang yoga. Di ruangannya, Young Jae memiliki sebuah teropong, khusus untuk mengintip Bo Hee mungkin.
Hyun Jae sedang membaca komik di dalam dan ia mendengar suara lagu Bo Hee dari luar.
Hyun Jae lalu mengintip ke luar dan ia melihat Bo Hee sedang yoga.
"Itu Bo Hee. Lalu anak itu, Ji Hoon... Dia pasti anak Kwang Jae dan Bo Hee."
Kilas Balik...
Awal Hyun Jae dan Bo Hee terjerat skandal. Hyun Jae menarik Bo Hee lari dari kejaran para preman. Hyun Jae meminta Bo hee bersembunyi sementara ia akan mengalihkan perhatian para preman itu.
Bo hee mendadak mencium Hyun Jae. "Aku akan menunggu." Kata Bo Hee.
Hyun Jae lalu berlari dan Bo Hee bersembunyi.
Kilas Balik selesai...
Young Jae jatuh cinta banget ini sama Bo Hee, katanya Bo Hee terlihat sangat elegan, apapun yang dia lakukan.
Mendadak Bo Hee merasa sakit perut, ia pun turun untuk buang air.
Hyun Jae senang ada ponsel, ia pun mengendap keluar untuk mengambil ponsel itu. Young Jae yang masih meneropong sangat terkejut melihat Hyun Jae, ia seperti kesetanan.
Saat itu, Chaty datang, bertanya kenapa ia sangat terkejut.
"Hyun Jae..."
"Apa itu? Kau seperti habis lihat hantu."
"Tidak. Hantu apa?"
"Apa yang kaulihat di teleskop? Kau tak memata-matai orang, 'kan?"
"Mata-mata? Kau pikir aku siapa?"
"Kau ingat kita akan akan makan malam dengan teman-temanku, 'kan?"
"Aku sudah mendengarnya. Aku punya rapat penting dengan koordinator sebentar malam."
Cathy mengganti topik, menurutnya baju Young Jae tidak terlalu bagus, ia sudah membawa baju baru dan meminta Young Jae segera menggantinya.
"Aku akan pakai ini. Toh hanya makan malam."
"Kau mau melepaskan itu atau ini (jabatan sebagai presdir)?"
Tentu saja Young Jae langsung melepas bajunya.
Hyun Jae membawa ponsel Bo hee masuk, ia takjub karena bisa memutar musik juga. Ia pun semakin mantap untuk bisa memiliki sebuah ponsel walaupun ia tak tahu kapan ia akan kembali.
Hyun Jae mengutak atik ponsel itu dan tak sengaja menyakakan kameranya. Ia terkejut dan asal sentuh saja sampai tak sengaja ia terpotret.
Suara langkah kaki Bo Hee terdengar, Hyun Jae langsung bersembunyi dan meninggalkan ponsel itu di atas rak. Bo hee heran, kenapa ponselnya ada disana? Tapi ia tidak berpikiran macam-macam. Ia langsung mengambil ponselnya dan keluar lagi.
Besok Woo Seung ujian jadi hari ini ia belajar keras. Ia bahkan menulis pesan untuk bos-nya agar diijinkan libur satu hari.
"Aku bisa menutupnya sehari. Tapi, cari uang itu sulit. Kumohon mengertilah." Balasan si bos.
Selama latihan, Ji Hoon harus banyak mengulang padahal teman-temannya sudah bisa semua.
Saat akan pulang, Ji Hoon tak sengaja melihat Hye Ri. Hye Ri memanjat kursi dan mengalungkan tali yang tergantung di leher. Ia berpikir Hye Ri akan bunuh diri lagi, makanya ia langsung memeluk kaki Hye Ri, menyangganya.
"Kau... mau bunuh diri lagi? Benar, 'kan?"
"Kau lagi?"
"Kau harus tetap hidup. Kudengar kau Si Hebat Hye Ri. Apa sampai sini saja perjuanganmu?"
"Aku sedang pemanasan, tahu."
Ji Hoon pun melepaskan Hye Ri. Hye Ri menjelaskan kalau ia sedang pemanasan, ia akan melakukan 'flying yoga'.
"Tapi tali itu ada di lehermu."
"Aku sedang melakukan yoga, bodoh. Dan ini tempat latihan untuk wanita. Kau bisa pergi?"
"Baik.... Omong-omong... Aku Sunbae-mu."
"Keluar."
"Lucu sekali. Dia pikir dia siapa?" Gumam Hye Ri saat Ji Hoon sudah keluar.
Young Jae menyalin lagu ciptaan Hyun Jae sambil menggerutu.
"Apa ini artinya? Dasar. Ini artinya semua akan baik-baik saja. Dia tidak tahu menulis. Dia menyusahkan orang yang mencurinya saja."
Young Jae juga mencoba memainkannya. Lalu Young Jae menghubungi sekretarisnya untuk memanggilkan Carrie.
"Maksud Anda, Carrie PD?"
"Jadi maksudmu aku meminta mainan itu, Carrie?"
Kursinya lagi-lagi turun. Ia kesal, si sekretaris buru-buru masuk.
"Bagian yang dibutuhkan sudah tiba dari Italia..." Jelas Sekretaris.
"Kirimlah kursinya ke Italia." Kesal Young Jae. lalu si sekretaris pun keluar.
Young Jae kembali mengingat saat ia melihat Hyun Jae tadi.
"Oh... Kurasa MJ membuatku stress. Aku mulai berhalusinasi." Gumam Young Jae.
Hyun Jae menggambar ponsel, ia sangat ingin itu dan ia pasti akan mendapatkannya.
Ia lapar tapi tidak ada makanan apapun di kulkas. Ia mencari-cari dan melihat sebuah celengan, tapi egonya melarangnya, Si hebat Yoon Hyun Jae tidak mungkin mengorek isi celengan.
Tapi rasa laparnya lebih penting dari egonya, ia pun akhirnya membelah celengan itu. Kemudian, ia mencari-cari baju di almari Ji Hoon.
"Aku tidak peduli apapun, tapi aku tidak bisa tidak berpakaian bagus. Yoo Hyun Jae mengenakan pakaian yang tren 20 tahun lalu? Apa itu masuk akal?"
Akhirnya Hyun Jae menemukan sebuah mantel panjang hitam. Kebetulan di meja ada majalah dengan sampul bergambar "malaikat maut dari drama GOBLIN".
"Oh, ini cukup bagus." gumam Hyun Jae sambil membandingkan mantel itu dengan gaya malaikat maut.
Bo Hee sedang melakukan perawatan rutinnya, ia sangat bangga dengan kulit lembutnya, ia pun berselfie beberapa kali. Saat melihat hasilnnya tak sengaja ia melihat foto Hyun Jae.
"Apa ini?! Hyun Jae..."
0 komentar:
Posting Komentar